KOMPAS.com – Film Budi Pekerti tengah hangat jadi perbincangan netizen.
Karya Wregas Bhanuteja itu dinilai sukses menggambarkan fenomena media sosial khususnya berkaitan dengan isu hoaks, komentar negatif, bullying dan misinformasi.
Budi Pekerti mengisahkan Ibu Prani, seorang guru BK, yang terlibat dalam konflik dengan salah satu pengunjung pasar di Yogyakarta.
Insiden itu lalu direkam pengunjung lain tanpa izin lalu viral di media sosial sehingga ia dan keluarganya mendapatkan perundungan dari netizen.
Plot ceritanya tentu familiar dengan isu yang belakangan hangat dibahas yakni soal konten media sosial berisi rekaman orang lain, yang dibuat tanpa izin.
“Film ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pengguna platform digital untuk senantiasa selalu berbudi pekerti dan #SalingJaga. Baik di kehidupan nyata maupun dalam lingkungan digital,” terang Wregas Bhanuteja, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Film ini mengingatkan akan begitu banyak konten misinformasi/disinformasi/hoaks yang tak sengaja mampir di timeline tanpa kita sadari.
Sering kali, kita pun mengonsumsi konten tersebut dan bahkan turut menyebarkannya, tanpa sadar dampaknya pada orang lain, khususnya kepada orang yang menjadi sasaran hoaks.
Agar lebih bijak bermedia sosial dan menjadi netizen yang budiman, berikut adalah sejumlah pelajaran yang bisa dipetik dari Budi Pekerti.
Cek fakta dulu
Budi Pekerti berkisah soal efek domino yang dirasakan Ibu Prani setelah seorang warga merekam adu mulutnya di tempat umum.
Namun, penggalan video yang diunggah itu tidak ternyata memperlihatkan kejadian sebenarnya hingga menimbulkan misinformasi.
Jadi, pastikan kita tidak langsung percaya apalagi turut menyebarkan informasi tanpa cek fakta terlebih dahulu.
Biasakan bersikap kritis saat menyimak konten media sosial termasuk membantu meluruskan apa yang salah atau memberikan label misinformasi, disinformasi, dan hoaks apabila terbukti tidak benar.
Bijak dan penuh empati
Dua sikap ini penting saat berinteraksi di media sosial, khususnya untuk menghindari komentar negatif, bullying dan perilaku lainnya.
Seperti yang dialami Ibu Prani yang kehidupan, kesehatan mental, karier dan nama baik keluarganya rusak akibat misinformasi yang menjeratnya.
Perbanyak memberikan dukungan dan komentar positif agar ruang digital kita lebih aman dan nyaman.
Izin yang utama
Sebelum mengunggah konten media sosial, pastikan sudah ada izin yang diberikan oleh orang yang bersangkutan.
Pasalnya, penyebaran video tanpa izin bisa berdampak buruk untuk orang tersebut selain juga merusak privasinya;.
Biasakan untuk selalu bijak saat merekam video di tempat umum dan tidak menyalahgunakan platform digital.
Laporkan konten yang mengandung misinformasi, disinformasi, dan hoaks
Jadilah netizen budiman dengan aktif melaporkan konten atau informasi yang dirasa mengandung misinformasi, disinformasi, dan hoaks lewat fitur-fitur keamanan yang disediakan oleh platform digital.
Misalnya, jika ada konten TikTok yang ianggap melanggar Panduan Komunitas.
“TikTok, sebagai platform yang selalu berkomitmen untuk mendorong penggunaan platform digital secara bijak dan bertanggung jawab, mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil inspirasi dari film ‘Budi Pekerti’,” terang Anbar Jayadi, Outreach and Partnerships, Trust and Safety, TikTok Indonesia.
“Dengan dukungan TikTok terhadap film ini, kami berharap agar komunitas TikTok dan seluruh pengguna dapat bersama-sama #SalingJaga untuk melawan misinformasi, disinformasi, dan hoaks.”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Simak #Pelajaran #Menjadi #Netizen #Budiman #lewat #Film #Budi #Pekerti #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli