KOMPAS.com – Di berbagai bidang penelitian, beberapa hewan menunjukkan perilaku tertentu, yang digambarkan sebagai perilaku “seperti” depresi.
Perilaku ini biasanya melibatkan aktivitas yang sangat rendah atau berkurangnya minat pada aktivitas yang menyenangkan, yang juga dikenal sebagai anhedonia.
Aileen MacLellan, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Guelph, memperhatikan istilah “seperti depresi” yang semakin banyak bermunculan dalam literatur ilmiah.
MacLellan pun tertarik untuk menyelidiki apa yang dimaksud dengan perilaku depresi pada hewan, dan apakah ini berarti hewan juga mengalami sesuatu yang konsisten dengan depresi klinis pada manusia?
Depresi pada hewan
Titik awal bagi para peneliti untuk menyelidiki depresi pada hewan adalah banyaknya informasi yang dihasilkan oleh penelitian selama puluhan tahun tentang depresi pada manusia.
Dalam upaya mendiagnosis depresi, laporan secara verbal diperlukan untuk beberapa kriteria diagnostik depresi, seperti perasaan tidak berharga atau bersalah dan pikiran untuk bunuh diri.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang depresi juga mengalami perubahan perilaku, fisiologis, dan kognitif.
Perubahan-perubahan ini dapat dinilai secara obyektif pada spesies lain sehingga membuka pintu bagi penyelidikan komparatif.
Sejumlah besar penelitian juga mendukung anggapan bahwa banyak hewan mampu mengalami emosi dan suasana hati tertentu dalam jangka panjang. Pemicu stres yang memengaruhi hewan pun mirip dengan manusia.
Oleh sebab itu, hewan mungkin mempunyai kapasitas untuk mengalami depresi.
Tanda-tanda hewan mengalami depresi
Salah satu gejala inti depresi adalah anhedonia, yakni penurunan dan hilangnya minat pada aktivitas yang menyenangkan.
Para ahli mengukur minat terhadap makanan yang sangat disukai hewan atau motivasi untuk melakukan aktivitas seksual.
Mereka juga mengukur bagaimana hewan berinteraksi secara sosial dengan hewan lain dalam kelompok, dan perubahan pola tidur serta aktivitas di siang hari.
Perilaku lain yang sering digunakan untuk mengukur depresi pada hewan adalah apakah mereka mudah menyerah ketika dihadapkan pada situasi stres.
Hewan apa yang mungkin menunjukkan tanda-tanda depresi?
Olivier Berton, asisten profesor ilmu saraf di bidang psikiatri di University of Pennsylvania, mengulas penelitian tentang hewan pengerat, primata, dan ikan yang dilaporkan mengalami anhedonia.
Penelitiannya terhadap hewan pengerat menunjukkan bahwa tikus yang dikucilkan dari kelompok sosialnya berhenti beraktivitas dan tidak makan.
Namun, pengamatan yang paling meyakinkan, sejauh ini, berasal dari primata. Berdasarkan observasi perilaku, pengamat terlatih dapat mengetahui ketika monyet terlihat depresi.
Karena perilaku emosinya mirip dengan manusia, hanya dengan melihat ekspresi wajahnya atau arah pandangannya, pengamat terlarih bisa mengetahui apakah seekor hewan sedang mengalami kesedihan.
Perilaku seperti depresi paling banyak dipelajari pada kucing dan anjing, hewan peliharaan yang paling umum.
Saat ini, beberapa ahli tampaknya setuju bahwa hewan dapat mengalami depresi. Meski demikian, para ilmuwan tetap berhati-hati dan menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengetahui secara pasti sebelum penelitian ekstensif dilakukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Apakah #Hewan #Bisa #Depresi
Klik disini untuk lihat artikel asli