KOMPAS.com – Kasus cacar monyet di Indonesia tercatat semakin banyak.
Pada Selasa (31/10/2023), ada tambahan tujuh kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) yang ditemukan di Jakarta Selatan.
“Semua pasien sudah diisolasi di salah satu RSUD di Jakarta Selatan dan RSPI Sulianti Saroso,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati pada hari yang sama, seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya.
Rendahnya kesadaran masyarakat
Ketua Satgas MPox Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Hanny Nilasari, mengatakan bahwa di Indonesia umumnya di Asia Tengga kurang ada kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini.
Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala cacar monyet dan mungkin tidak tahu cara melindungi diri dari penyakit zoonosis ini.
Kurangnya informasi tentang cacar monyet dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, yang dapat berakibat lebih parah.
Selain itu, sering terjadi kesalahpahaman bahwa monkeypox bukanlah penyakit serius atau tidak umum terjadi.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap penyakit ini dan keengganan mengambil tindakan untuk melindungi diri dari infeksi.
“Terlepas dari tantangan-tantangan ini, penting untuk menyadari peran kesadaran masyarakat dalam mengatasi masalah Mpox di Indonesia,” kata Dr Hanny dalam rilis IDI pada Minggu (29/10/2023).
Untuk diketahui bahwa cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.
Cepatnya penyebaran cacar monyet secara global dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti berikut:
- Tingginya jumlah orang yang bepergian
- Perdagangan internasional hewan seperti monyet
- Munculnya jalur penularan baru dari manusia ke manusia, khususnya melalui hubungan seksual berisiko
- Munculnya gejala yang tidak biasa
- Masih minimnya ketersediaan vaksin Mpox di negara-negara berisiko tinggi.
Lebih dari 90 persen kasus cacar monyet di dunia dilaporkan pada populasi yang memiliki perilaku seks berisiko, seperti homoseksual dan biseksual.
Rekomendasi IDI untuk penanganan cacar monyet
Mempertimbangkan profil penyakit dan tantangan-tantangan yang ada di masyarakat, Ketua Satgas Mpox IDI memberikan rekomendasi penanganan cacar monyet sebagai berikut:
Banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi dengan baik mengenai apa itu cacar monyet.
Sehingga, diperlukan edukasi secara luas kepada masyarakat umum tentang infeksi ini, terutama cara penularan, pencegahan, dan deteksi dini.
Lebih dari 90 persen penularan cacar monyet melalui kontak erat, terutama melalui kontak seksual yang tidak aman.
Karenanya, penting untuk Anda menghindari perilaku seks berisiko.
Hindari pula kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama (seperti handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi dan perlengkapan tidur).
-
Menghindari perlikau berisiko
Untuk populasi risiko tinggi misalnya memiliki multipartner dan kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya) sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko.
Hubungan seksual harus aman dengan menggunakan kondom serta melakukan vaksinasi.
Dianjurkan masyarakat untuk segera periksa ke dokter, jika muncul gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam.
Itu berlaku untuk masyarakat umum, terlebih bagi populasi berisiko tinggi, seperti memiliki multipartner dan kondisi imunokompromais (autoimun dan penyakit kronis lainnya).
Pada kasus terduga Mpox, perlu dilakukan skrining atau pemeriksaan awal.
Ini berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis), pemeriksaan lesi kulit serta organ-organ secara detail dan lengkap (PF).
Selain itu, pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting/keropeng/kelainan kulit.
Melakukan vaksinasi cacar monyet sangat penting untuk mencegah penyebaran dan mengurangi jumlah kasus.
Penyediaan obat antivirus dan vaksin didesentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta skala prioritas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Rekomendasi #IDI #Saat #Kasus #Cacar #Monyet #Semakin #Banyak
Klik disini untuk lihat artikel asli