NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia anjlok lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Kamis (26/10/2023) waktu setempat atau Jumat (27/10/2023), setelah pada hari sebelumnya menguat sekitar 2 persen.
Dikutip dari Business Times, pelemahan harga minyak dunia dipicu karena meredanya kekhawatiran pasar bahwa konflik Timur Tengah akan meluas. Di sisi lain, permintaan minyak Amerika Serikat (AS) juga menunjukkan tanda-tanda melemah.
Mengutip Business Times, acuan harga minyak mentah Brent turun 2,44 persen atau 2,20 dollar AS ke level 87,93 dollar AS per barrel. Sementara acuan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,55 persen atau 2,18 dollar AS ke 83,21 dollar AS per barrel.
Tren harga minyak baru-baru ini menguat karena adanya kekhawatiran perang antara Hamas dan Israel akan mempengaruhi pasokan minyak mentah global.
Pasalnya, konflik ini dikhawatirkan dapat meluas melibatkan Iran dan sekutunya di wilayah tersebut yang merupakan negara penghasil minyak mentah.
Namun, kekhawatiran tersebut mulai dirasa mereda pada Kamis kemarin. AS dan negara-negara lain telah mendesak Israel untuk menunda melakukan invasi penuh ke Gaza, lantaran kondisi wilayah itu.
Lantaran kondisi Gaza saat ini belum pulih dari pemboman Israel yang dilakukan selama hampir tiga minggu, yang dipicu pembunuhan massal di Israel selatan oleh Hamas yang didukung Iran.
“Pasar sedang gelisah. Sangat penting untuk memahami bahwa kita hanya tinggal selangkah lagi menuju reli besar di pasar,” kata Analis Price Futures, Phil Flynn.
Pergerakan harga minyak dunia juga dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap perekonomian global. Imbal hasil obligasi pemerintah AS atau U.S Treasury naik ke level 5 persen pada hari Kamis, menyeret saham-saham di seluruh dunia ke posisi terendah dalam beberapa bulan.
Di sisi lain, terjadinya peningkatan persediaan minyak mentah AS pada minggu terakhir mengindikasikan melemahnya permintaan.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barrel menjadi 421,1 juta barrel, menurut laporan Badan Informasi Energi (EIA), melebihi perkiraan para analis yang menilai hanya akan naik 240.000 barrel.
“Meskipun tidak ada tanda-tanda yang jelas bahwa perang akan meningkat, perhatian kembali tertuju pada perubahan yang tidak menentu di pasar obligasi AS dan keadaan ekonomi dunia yang lebih rapuh. Hal ini meresahkan investor,” kata analis MUFG, Ehsan Khoman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Harga #Minyak #Dunia #Anjlok #Lebih #dari #Persen #Ini #Pemicunya
Klik disini untuk lihat artikel asli