KOMPAS.com – Masih ingat dengan momen bersepeda Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albenese pada Juni 2022 silam?
Kala itu, Jokowi dan Albenese bersepeda berdampingan mengelilingi halaman Istana Bogor dengan mengendarai sepeda bambu Spedagi produksi Temanggung, Jawa Tengah.
Tak bersalang lama, jagat media sosial pun kala itu dibanjiri dengan pembahasan soal sepeda unik berbahan bambu kreasi Singgih Susilo Kartono tersebut.
Lalu, di awal tahun 2023 ini, Spedagi yang tak lain adalah kependekan dari “Sepeda Pagi”, diuji untuk menempuh perjalanan sejauh 2.100 kilometer dari Jakarta menuju Ngada, NTT.
Kini, kabar terbaru datang dari ajang endurance ultra cycling Japanese Odyssey 2023, yang menempuh jalur sejauh 2.700 kilometer dengan cut of time (COT) selama 12 hari.
Selasa pagi (24/10/2023), sebanyak 57 sepeda dari 15 negara melintasi garis start di Kagoshima di kaki Gunung Sakurajima, ujung selatan Pulau Kyusu.
Para pesepeda menuju Observatorium Ashigezaki di Hachinohe, dengan melintasi 15 checkpoint dan segmen wajib yang akan membawa ke jalur pegunungan dan daerah terpencil.
Nah, salah satu dari tiga pesepeda Indonesia yang ambil bagian dalam ajang ultra cycling ini menggunakan sepeda bambu Spedagi tipe gravel, Dalantrasah.
“Rider-nya Wisli Sagara. Saya kuatnya merancang sepedanya, gowesnya gak kuatlah kalau jarak jauh segitu,” kata Singgih seraya tertawa, dalam perbincangan dengan Kompas.com, Selasa malam WIB.
Singgih menyebut, sebelumnya pada bulan Agustus lalu, Wisli dan dua pesepeda Indonesia lainnya berhasil menyelesaikan ajang ultra cycling Paris-Brest-Paris sejauh 1.200 km.
Mereka menyelesaikan tantangan di ajang tersebut juga dengan menggunakan sepeda bambu Spedagi. Namun kala itu, Wisli mengendarai varian roadbike, Dalanrata.
Sementara, varian Dalantrasah merupakan produk bambu gravel terbaru dari Spedagi.
Menurut Singgih, varian ini didesain untuk bersepeda di jalanan berkerikil dan jarak jauh.
Perjuangan Wisli bersama Spedagi membelah pulau terbesar di Jepang dapat dipantau secara realtime di situs japaneseodyssey2023.
Kuliah umum di Tokyo
Tak hanya untuk mengikuti ajang bersepeda, kedatangan Singgih di Jepang pun untuk memberikan serangkaian kuliah umum di beberapa universitas di Tokyo.
Sebelum menuju garis start Japanese Odyssey di Kagoshima, Singgih memberikan kuliah di Kuwasawa College of Design, Musashino Art University, dan Tokyo College of Cycle Design.
“Saya memberikan kuliah di beberapa kampus desain di Tokyo, bertemu dengan tim Spedagi Japan, juga beberapa pihak terkait bambu,” kata Singgih.
Sepeda kreasi Singgih pernah mendapat penghargaan Gold Award tahun 2018 di ajang bergengsi G-mark Good Design Award.
Sejak saat itu, komunitas penggemar sepeda bambu pun terbentuk di Jepang.
Kunjungan ini, menurut Singgih, adalah bagian dari kampnye global “Kayuh untuk Bumi”, untuk sepeda bambu Indonesia.
Rangkaian acara ini diselenggarakan oleh Spedagi, yang bekerjasama dengan Pertamina, dan Yayasan Bambu Lestari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Ketangguhan #Sepeda #Bambu #Spedagi #Diuji #Hari #Belah #Jepang
Klik disini untuk lihat artikel asli