Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengemukakan kecurigaannya terhadap International Monetary Fund (IMF) yang diduga akan menyusup ke dalam pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 untuk menghentikan upaya hilirisasi sumber daya alam Indonesia.
Hal itu ia sampaikan berdasarkan kecurigaannya pada tiga kelompok yang menentang hilirisasi ala Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Bahlil mengidentifikasi pihak pertama sebagai golongan yang mencari keuntungan instan dari impor. Kedua, pengusaha yang sering mengekspor bahan mentah termasuk nikel. Dan ketiga, negara-negara yang tidak berkeinginan melihat Indonesia maju, dan sebagai contoh, ia menyebut IMF.

Meskipun IMF telah meminta maaf dan mengklarifikasi bahwa terdapat kekeliruan dalam interpretasinya, Bahlil masih mencurigai keterlibatan IMF dalam urusan hilirisasi Indonesia dalam agenda Pilpres 2024.
“Maksudnya apa orang kayak gitu mau intervensi negara kita? Itu pasti ada sesuatu kayak gitu-gitu dan itu dia pasti akan masuk ke calon penguasa atau partai politik,” lantang Bahlil dinukil dari CNN Indonesia.
Menurut Bahlil, IMF seharusnya memahami bahwa ekonomi Indonesia berkembang baik, inflasi terjaga, dan sedang melakukan transisi untuk mendapatkan nilai tambah melalui pemanfaatan teknologi.
Bahlil menduga bahwa ada upaya untuk mengintervensi kebijakan Indonesia, dan ia khawatir bahwa pihak-pihak tertentu yang ingin menghentikan hilirisasi bisa berusaha menyusup ke calon penguasa atau partai politik.
Ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang berani, tegas, dan berpengetahuan teknis pada sosok capres RI 2024–2029 mendatang. Ia mengingatkan ada bahaya yang mengintai jika hilirisasi tidak dilanjutkan setelah kepemimpinan Presiden Jokowi, dan Indonesia berisiko kembali ke era penjajahan Belanda.
“Sekarang ada orang yang masuk di salah satu calon presiden, mungkin, membuat program agar tidak melanjutkan hilirisasi. Ini bahaya ini. Itu tidak boleh negara kita dikendalikan orang-orang kayak gini. Presiden itu harus berani, punya keteguhan hati, dan tahu teknis,” tegas Bahlil dikutip dari CNBC Indonesia.
Sebelumnya, lembaga keuangan internasional tersebut telah memberikan penjelasan lewat Kristalina Georgieva (Direktur Pelaksana IMF) dalam pertemuannya dengan Luhut di KTT ASEAN Jakarta. IMF meminta Indonesia untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi.