JAKARTA, KOMPAS.com – Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada praktik, norma, dan nilai-nilai yang telah ada dalam suatu masyarakat selama berabad-abad.
Dengan kata lain, sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang berdasar pada adat istiadat, sejarah, dan kepercayaan turun-temurun.
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang identik diterapkan di masyarakat pedesaan dengan hasil ekonomi berupa pertanian.
Setidaknya, terdapat dua elemen utama dalam sistem ekonomi tradisional yaitu menghargai tradisi dan minimnya jumlah limbah yang dihasilkan.
Dilansir dari Gramedia.com, dalam sistem ekonomi tradisional, pemerintah tidak berhubungan langsung dalam aktivitas ekonomi, tetapi hanya berperan sebagai penjaga ketertiban.
Tujuan utama sistem ekonomi tradisional adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakatnya, bukan untuk mencari keuntungan.
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi dimana produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa didasarkan pada tradisi, budaya, dan cara hidup yang telah berlangsung sangat lama.
Sistem ekonomi tradisional tidak didasarkan pada prinsip-prinsip pasar bebas atau perencanaan ekonomi sentral, seperti yang terjadi dalam sistem ekonomi lainnya seperti kapitalisme atau sosialisme.
Sistem ekonomi tradisional sering ditemukan di masyarakat agraris atau masyarakat yang hidup dalam kondisi terpencil. Umumnya, teknologi modern dan perubahan ekonomi belum masuk pada masyarakat yang menganut sistem ekonomi ini.
Berikut beberapa ciri sistem ekonomi tradisional:
1. Produksi untuk konsumsi sendiri
Dalam sistem ekonomi tradisional, produksi utama adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga atau komunitas setempat. Hasil pertanian, kerajinan tangan, dan sumber daya lainnya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dasar.
2. Pembagian peran yang tergantung pada tradisi
Peran dalam produksi dan distribusi ditentukan oleh tradisi, dan sering kali diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya, pekerjaan tertentu mungkin dianggap sebagai pekerjaan yang harus dilakukan oleh keluarga tertentu atau kelompok tertentu.
3. Sistem pertukaran barter
Sistem ekonomi tradisional cenderung melibatkan pertukaran barang-barang dan jasa dalam bentuk barter, bukan menggunakan mata uang atau uang tunai.
4. Ketahanan terhadap perubahan eksternal
Sistem ekonomi tradisional cenderung tahan terhadap perubahan eksternal dan perubahan teknologi. Perubahan dalam produksi atau konsumsi sering kali terjadi perlahan dan berdasarkan tradisi yang telah ada.
5. Nilai-nilai sosial yang kuat
Nilai-nilai sosial, budaya, dan agama sering kali memainkan peran penting dalam mengatur sistem ekonomi tradisional. Produksi dan konsumsi dapat terkait erat dengan upacara adat, ritual keagamaan, atau nilai-nilai komunitas.
6. Kehidupan komunitas yang kuat
Sistem ekonomi tradisional cenderung didasarkan pada kehidupan komunitas yang kuat. Anggota masyarakat saling mendukung dan berkolaborasi dalam produksi dan distribusi barang dan jasa.
7. Ketidaksetaraan ekonomi yang terbatas
Karena pembagian peran yang didasarkan pada tradisi dan sumber daya yang terbatas, ketidaksetaraan ekonomi seringkali tidak begitu besar dalam sistem ini dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya.
Berikut beberapa kelebihan dari sistem ekonomi tradisional:
- Sistem ekonomi tradisional membantu menjaga dan mempertahankan budaya, nilai-nilai, dan tradisi lokal.
- Karena berfokus pada praktik-praktik yang telah ada selama berabad-abad, sistem ekonomi tradisional cenderung lebih stabil secara sosial.
- Masyarakat tradisional cenderung mempertimbangkan dampak lingkungan dalam praktik-praktik ekonomi mereka.
- Jarang terjadi kecurangan atau saling menjegal demi keuntungan salah satu pihak. Ancaman persaingan tidak sehat juga dapat ditekan seminimal mungkin terhadap berbagai jenis-jenis badan usaha yang ada.
- Rendahnya tingkat kesenjangan ekonomi karena pendapatan antar individu cukup merata
- Pemerintah sekadar menjadi pengawas saja dan tidak melakukan monopoli.
Kekurangan sistem ekonomi tradisional
Meskipun memiliki kelebihan dalam mempertahankan budaya dan nilai-nilai tradisional, sistem ekonomi tradisional memiliki kelemahan di antaranya:
- Ketidakpastian produksi karena praktik ekonomi tradisional seringkali bergantung pada faktor-faktor alam seperti cuaca dan musim.
- Efektivitas kerja rendah sebab tidak adanya struktur kerja yang jelas sehingga segala aktivitas yang dilakukan tidak terkontrol dan terevaluasi dengan baik.
- Efisiensi rendah karena spesialisasi terbatas dan kurangnya perencanaan ekonomi yang sistematis, sumber daya seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal.
- Masyarakat dengan sistem ekonomi tradisional sering kali memiliki keterbatasan dalam hal akses terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan yang lebih baik.
- Ketidakmampuan mengatasi pertumbuhan populasi. Ketika populasi meningkat, tekanan pada sumber daya alam dan pertanian dapat menyebabkan kelangkaan dan kelaparan.
- Pertumbuhan ekonomi berlangsung dengan sangat lambat, sebab sistem ekonomi tradisional berjalan apa adanya sehingga tidak inovatif dan cenderung tidak berkembang.
Demikian penjelasan singkat mengenai sistem ekonomi tradisional, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangannya. Bisa dikatakan, sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang berfokus pada praktik-praktik ekonomi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dan seringkali tidak melibatkan pasar bebas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Apa #yang #Dimaksud #dengan #Sistem #Ekonomi #Tradisional
Klik disini untuk lihat artikel asli