KOMPAS.com – Lubang hitam selama ini lebih banyak menarik perhatian. Akan tetapi, bagaimana dengan lubang putih, apakah mereka ada?
Kemungkinan lubang putih memang ada, secara matematis menurut relativitas umum.
Sebelum memahami kemungkinan adanya lubang putih, maka kita harus lebih memahami lubang hitam yang jauh lebih dikenal.
Dilansir dari Space, Senin (14/8/2023), lubang hitam adalah area yang mengalami keruntuhan gravitasi total, di mana gravitasi telah mengalahkan semua kekuatan lain di alam semesta dan menempatkan gumpalan materi hingga ke titik yang sangat kecil yang dikenal sebagai singularitas.
Alam semesta membentuk lubang hitam sedemikian rupa. Terbentuknya lubang hitam, ketika sebuah bintang masif mati, maka massanya yang sangat besar akan menghimpit inti bintang tersebut dan memicu lahirnya lubang hitam.
Materi mau pun radiasi yang berada terlalu dekat dengan lubang hitam, akan terperangkap gravitasi yang kuat dan ditarik ke bawah cakrawala peristiwa menuju kehancuran.
Konsep lubang putih
Teori relativitas umum yang dicetuskan Albert Einstein telah menunjukkan kita tentang proses pembentukan lubang hitam ini. Jadi untuk sampai ke konsep lubang putih, kita harus menyadari bahwa teori itu tidak peduli aliran waktu.
Persamaannya bersifat simetris waktu, yang artinya matematika bekerja dengan baik saat alur waktunya berjalan maju atau mundur.
Jika diumpamakan sebagai suatu film tentang pembentukan lubang hitam dan memutarnya secara terbalik, maka kita akan menemukan sebuah objek yang mengalirkan radiasi dan partikel.
Pada akhirnya, objek tersebut meledak hingga meninggalkan sebuah bintang masif, dan ini lah lubang putih, menurut teori relativitas umum.
Skenario menurut teori ini, lubang putih akan lebih aneh daripada lubang hitam. Sebab, lubang putih masih memiliki singularitas di pusatnya dan cakrawala peristiwa di perbatasannya.
Lubang putih tetaplah objek yang masif dan memiliki gravitasi, sama halnya lubang hitam.
Akan tetapi, materi apa pun yang masuk ke dalam lubang putih akan segera terlempar dengan kecepatan lebih besar dari kecepatan cahaya, sehingga cahaya putihnya bersinar lebih menyilaukan.
Tidak seperti lubang hitam yang akan menarik apa pun di dekatnya, objek apa pun yang berada di luar lubang putih tidak akan pernah bisa masuk ke dalamnya.
Sebab, objek tersebut harus bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya untuk bisa menyeberang ke dalam lubang putih.
Jika lubang hitam ada berdasarkan teori relativitas umum, namun untuk menjelaskan ada tidaknya lubang tersebut dan bagaimana alam semesta ini bekerja, masih ada teori fisika lainnya, seperti termodinamika.
Teori ini sangat bertentangan dengan relativitas umum, yang mana kita dapat membalikkan proses pembentukan lubang hitam dan mendapatkan konsep pemahaman terbentuknya lubang putih.
Satu-datunya cara untuk membentuk lubang putih adalah dengan adanya proses eksotis yang terjadi di alam semesta awal yang membentuk keberadaan lubang putih ke dalam struktur ruang dan waktu itu sendiri.
Dengan demikian, proses pembentukan lubang putih akan melewati masalah penurunan entropi, dalam teori termodinamika, yang mana dapat menegaskan keberadaan lubang putih yang sudah ada sejak awal waktu.
Kendati lubang putih tampaknya menarik, namun itu bukanlah fitur alam semesta yang sesungguhnya. Lubang putih sekadar ‘hantu’ yang menghantui matematika relativitas umum.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Jika #Ada #Lubang #Hitam #Mungkinkah #Lubang #Putih #juga #Ada #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli