KOMPAS.com – Kecanduan pornografi bisa sangat mengganggu aktivitas harian atau hubungan personal, meski Anda melakukannya hanya untuk mencari kesenangan.
Seperti yang diungkapkan oleh Billie Eilish pada 2021 lalu di The Howard Stern Show, bahwa pornografi membuat otaknya kacau.
Penyanyi dan penulis lagi asal Amerika ini mengaku telah kecanduan pornografi sejak pertama kali menontonnya pada usia 11 tahun.
Awalnya, ia menganggap perilaku itu keren hingga keterusan. Setelah kecanduan pornografi, ia justru kerap mengalami mimpi buruk dan merasa gelisah serta marah karena perbuatannya.
Kemarahannya karena semakin lama ia menyadari bahwa aktivitas seksual dalam konten pornografi yang ia tonton menyimpang dari realitas.
Kecanduan pornografi hanyalah salah satu dari berbagai jenis perilaku kecanduan, seperti kecanduan judi, kecanduan game, kecanduan makan, dan kecanduan olahraga.
Mengutip Verywell Mind, studi memperkirakan bahwa antara 86-96 persen pria secara teratur menonton pornografi. Hanya sedikit wanita yang menonton konten pornografi.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pengertian kecanduan pornografi dan tanda-tandanya.
Apa itu kecanduan pornografi?
Mengutip Medical News Today, kecanduan pornografi mengacu pada ketergantungan emosional pada konten pornografi yang mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan personal, dan fungsi hidup seseorang.
Seseorang mungkin menjadi tidak puas dengan kehidupan seksnya sendiri dan mendorong ia terlibat dalam perilaku berisiko, seperti menggunakan pornografi di tempat kerja atau tempat umum.
Beberapa dokter ahli menganggap kecanduan pornografi sebagai hiperseksual, istilah umum yang mencakup perilaku seperti masturbasi berlebihan.
Menurut Verywell Mind, orang mungkin kecanduan materi pornografi, jika mereka terus-menerus menginginkan tampilan erotis, meskipun ada upaya untuk mengurangi dorongan itu.
Seseorang yang kecanduan bisa begitu dikuasai oleh kebutuhan untuk mengkonsumsi pornografi. Sehingga, mereka bisa menontonnya di ruang publik, seperti di tempat kerja atau di angkutan umum.
Statistik kecanduan pornografi bervariasi menurut sumbernya, tetapi satu penelitian memperkirakan bahwa kecanduan pornografi memengaruhi sekitar 3-6 persen orang dewasa.
Ini lebih banyak dilihat oleh orang dewasa muda, dengan pria lebih sering melihatnya dari pada wanita. Penggunaannya cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Mengutip jurnal Universitas Indonesia, masa dewasa muda dimulai sekitar usia 18-22 tahun dan berakhir pada usia 35-40 tahun (Lemme, 1995).
Gejala kecanduan pornografi bisa dilihat dalam bentuk sebagai berikut:
- Pengeluaran yang berlebihan untuk materi pornografi, terkadang dengan mengorbankan kebutuhan lain
- Keterlibatan dalam perilaku seksual berisiko
- Penggunaan pornografi untuk mengatasi emosi yang sulit, seperti rasa sakit, kecemasan, dan kesedihan
- Mengkonsumsi pornografi pada waktu dan momen yang berisiko
- Merasa marah karena disarankan untuk mengurangi konsumsi pornografi
- Ketidakmampuan untuk berhenti dari pornografi meskipun ada upaya untuk itu
- Merasa malu setelah menggunakan pornografi, tetapi tidak mampu menghentikan kebiasaan tersebut
- Mengembangkan bentuk pornografi yang lebih ekstrem untuk mencari kesenangan
- Merasa hubungan seksualnya dengan pasangan sendiri menjadi kurang memuaskan
- Menyembunyikan kebiasaan porno dari pasangan seksual dan lainnya
Kecanduan pornografi juga dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan dengan orang lain.
Karena pornografi sangat mudah diakses, mudah bagi individu untuk menjadi tergantung pada materi erotis, termasuk anak-anak di bawah umur. Orangtua harus waspada dengan itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Kenali #Apa #Itu #Kecanduan #Pornografi #dan #Gejalanya
Klik disini untuk lihat artikel asli