KOMPAS.com – Sel Henrietta Lacks adalah salah satu alat yang paling penting dan produktif dalam kedokteran.
Kisah Henrietta Lacks ini pun sempat menggemparkan dunia kedokteran, karena selama bertahun-tahun, sel miliknya digunakan tanpa izin untuk penelitian.
Studi sel milik Henrietta tersebut telah membantu banyak penelitian. Pasalnya, sel dari tubuh wanita tersebut telah digunakan dalam mengembangkan vaksin polio, kloning, dan pemetaan gen.
Sayang, bagaimana sel itu didapat dari Henrietta merupakan cerita yang kurang apik.
Sel itu rupanya diambil tanpa izin dari tubuh Henrietta dan keluarganya tidak pernah mendapat manfaat dari penggunaannya.
Kisah Henrietta dan penelitian sel
Dikutip dari Science Alert, Rabu (2/8/2023) Henrietta Lacks adalah seorang ibu dari lima anak yang meninggal karena kanker serviks pada tanggal 4 Oktober 1951, ketika dia baru berusia 31 tahun.
Namun sebelum ia meninggal, saat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit John Hopkins, dua sampel leher rahimnya diangkat (bagian sehat dan terkena kanker), tanpa izin atau sepengetahuannya.
Sel-sel Henrietta ini kemudian diteruskan ke Dr George Otto Gey, yang menemukan bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya pada sel manusia, yaitu membuat sel tetap hidup dan terus tumbuh tanpa batas.
Sebelumnya, sel kultur hanya bertahan beberapa hari di laboratorium.
Di tangan Gey, ia mampu mengisolasi satu sel tertentu dan memulai garis sel abadi pertama yang diberi nama HeLa.
Sejak saat itu sel-sel milik Henrietta telah digunakan untuk berbagai studi, mulai dari mendapat paparan racun, virus, radiasi, dikirim ke luar angkasa, dan direplikasi berkali-kali.
HeLa juga terlibat dalam ribuan terobosan medis dan membantu mengembangkan vaksin polio, kloning, dan pemetaan gen.
Pada tahun 2014, para ilmuwan telah mengembangkan sekitar 20 ton sel HeLa, dan terdapat hampir 11.000 paten yang melibatkan sel HeLa.
Seorang peneliti memperkirakan, jika Anda meletakkan semua sel HeLa dari ujung ke ujung, mereka akan membungkus planet ini setidaknya tiga kali. Pada tahun 2010, tabung sel Henrietta ini pun dijual seharga sekitar US$260.
Terungkapnya kisah penggunaan sel Henrietta tanpa izin
Mirisnya, setelah beberapa dekade sel digunakan oleh para peneliti, keluarga tidak mengetahui sama sekali peran sel Henrietta.
Hingga akhirnya pada tahun 1970-an, keluarganya baru memahami sepenuhnya berkat karya Rebecca Skloot, penulis buku terlaris tahun 2010 The Immortal Life of Henrietta Lacks.
“Mereka memperlakukannya seperti spesimen, seperti tikus percobaan,” kata cucunya Kimberly Lacks, menggambarkan pencurian sel sebagai rasisme.
Keluarga Henrietta kemudian mengajukan gugatan pada tahun 2021 melalui pengacara Ben Crump.
Akhirnya Selasa, (1/8/2023) waktu setempat, Crump mengumumkan bahwa keluarga Henrietta telah menyetujui kesepakatan rahasia dengan firma Thermo Fisher Scientific, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat.
Thermo Fisher adalah salah satu dari banyak perusahaan yang mengambil keuntungan dari penggunaan sel HeLa.
Crump mengatakan para pihak senang mereka dapat menemukan cara menyelesaikan masalah ini di luar pengadilan. Penyelesaian ini juga memberikan sejumlah keadilan untuk Henrietta Lacks.
Sementara itu, disitus webnya, Rumah Sakit Johns Hopkins menyebut mereka tidak pernah menjual atau mengambil keuntungan dari penemuan atau distribusi sel HeLa, dan tidak memiliki hak atasnya.
“Sel HeLa ditawarkan secara bebas dan luas oleh Johns Hopkins untuk penelitian ilmiah,”
Rumah sakit juga mengatakan telah melakukan koordinasi dengan beberapa anggota keluarga Lacks selama beberapa dekade terakhir untuk mengakui dan menghormati Henrietta Lacks.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Kisah #Henrietta #Lacks #yang #Selnya #Tanpa #Izin #Dipakai #untuk #Studi
Klik disini untuk lihat artikel asli