KOMPAS.com – Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang jamak kita temukan di sekitar kita.
Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penyandang diabetes adalah masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses makanan dan minuman manis.
Diabetes dapat memicu komplikasi, termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.
Untuk mencegah diabetes, kita mungkin perlu mengetahui serba-serbi tentang penyakit kronis ini, termasuk mitos dan faktanya.
Disarikan dari Healthshots dan P2PTM Kemkes, berikut 5 mitos tentang diabetes tipe 2 atau diabetes melitus beserta faktanya:
Mitos 1: Makan dalam porsi kecil dan namun sering
Penderita diabetes mungkin pernah dengar bahwa untuk menjaga gula darah tetap seimbang, mereka harus makan dalam porsi kecil namun sering.
Anggapan tersebut ternyata keliru. Faktanya, penderita diabates harus makan 2-3 kali sehari sesuai jadwal pada jendela waktu tertentu yang sudah ditetapkan.
Makan secara terjadwal terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menangkal biokimia yang menyebabkan diabetes semakin parah.
Sebagai contoh, penderita diabetes bisa makan secara terjadwal dari jam 10 pagi-7 malam. Sementara, di luar jendela waktu tersebut, pasien diabetes harus berhenti mengonsumsi makanan apa pun.
Namun, pola makan ini hanya berlaku untuk penderita diabetes yang menggunakan obat oral, bukan insulin suntik.
Mitos 2: Diabetes tipe 2 tidak dapat disembuhkan
Sebagian orang berpikir bahwa diabetes tipe 2 atau diabetes melitus sama sekali tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan mereka tak bisa hidup secara normal.
Faktanya, diabetes tipe 2 dapat disembuhkan dengan menjaga kadar gula darah, melalui:
- Perawatan medis atau obat-obatan
- Perubahan gaya hidup, seperti menjaga pola makan, olahraga rutin, puasa, hingga bedah bariatrik.
Mitos yang berkembang di masyarakat yaitu diabetes adalah penyakit progresif atau dapat berkembang menjadi kondisi parah, seperti gagal ginjal, glaukoma, dan katarak.
Memang benar, komplikasi ini bisa menyerang pada beberapa penderita diabetes melitus.
Namun, penting dicatat bahwa komplikasi tersebut umumnya terjadi akibat pasien tidak mengontrol gula darahnya atau efek samping obat tertentu.
Mitos 4: Makanan bebas gula baik untuk penderita diabetes
Penderia diabetes memang perlu membatasi asupan gula atau makanan manis. Namun, makanan dengan label ‘bebas gula’ belum tentu aman dikonsumsi pasien diabetes.
Faktanya, makanan bebas gula kerap mengandung sejumlah kalori dan karbohidrat yang juga membahayakan pasien diabetes karena dapat memicu lonjakan gula darah.
Mitos 5: Diabetes pada ibu hamil bukan kondisi serius dan langsung sembuh usai melahirkan
Diabetes dapat menyerang wanita yang sedang hamil. Kondisi ini dinamakan dengan diabetes gestational.
Diabetes gestational dapat dipicu karena konsumsi makanan dan minuman manis selama masa kehamilan.
Ibu hamil mungkin berpikir bahwa diabetes gestational akan sembuh setelah mereka melahirkan. Faktanya, menurut Kemkes 50-70 persen bumil yang mengalami diabetes gestational berisiko mengidap diabetes melitus 5-10 tahun setelah melahirkan.
Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa.
Mengetahui mitos dan fakta mengenai diabetes melitus dapat membantu kita lebih mewaspadai penyakit kronis ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Mitos #Diabetes #Melitus #Jangan #Dipercaya #Lagi
Klik disini untuk lihat artikel asli