NEW YORK, KOMPAS.com – Banyak CEO, investor, dan konsumen khawatir tentang resesi pada tahun 2023. Tetapi Moody’s Analytics mengatakan skenario yang lebih mungkin terjadi adalah slowcession atau perlambatan ekonomi. Suatu kondisi di mana pertumbuhan hampir terhenti tetapi penurunan ekonomi dapat dihindari.
“Dalam hampir semua skenario, ekonomi tahun 2023 akan sulit,” tulis kepala ekonom Moody’s Analytics Mark Zandi, mengutip CNN, Rabu (4/1/2023).
“Tapi inflasi berjalan moderat, dan fundamental ekonomi sehat. Dengan beberapa kebijakan suku bunga oleh The Fed, pelemahan ekonomi bisa terhindar,” lanjutnya.
Zandi mengatakan, dalam perlambatan ekonomi berarti ekonomi hampir terhenti, tetapi tidak pernah mundur. Tanda-tanda slowcession antara lain tingkat pengangguran yang bertambah, namun tidak melonjak signifikan.
Mengingat semua kekhawatiran tentang resesi ekonomi, perlambatan seperti itu membuat lega banyak orang.
Kekhawatiran resesi membuat 2022 sebagai tahun terburuk bagi pasar saham Amerika Serikat sejak 2008. Berdasarkan catatan CFRA Research, indeks S&P 500 anjlok 19,4 persen, dan merupakan penurunan terbesar keempat sejak tahun 1945.
Potensi resesi juga dipengaruhi oleh langkah The Fed yang menekan laju inflasi dengan menaikkan suku bunga, membuat para pemimpin bisnis dan CEO semakin yakin tentang resesi 2023.
Zandi mengungkapkan, saat ini kondisi ekonomi AS semakin membaik. Ini terlihat dari fundamental yang relatif kuat, termasuk bisnis yang menguntungkan, neraca konsumen yang sehat, dan sistem perbankan yang lebih baik dari sebelumnya.
“Penting juga untuk tidak meyakinkan diri kita sendiri bahwa resesi tidak dapat dihindari,” tambah Zandi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Moodys #Sebut #Bakal #Terjadi #Slowcession #Apa #Itu
Klik disini untuk lihat artikel asli