KOMPAS.com – Para astronom menemukan 30.039 asteroid di dekat Bumi yang sebagian besar terindentifikasi dalam satu dekade terakhir. Puluhan ribu asteroid yang ditemukan ini menunjukkan bagaimana kemampuan mendeteksi asteroid meningkat dengan cepat.
Sebuah asteroid disebut asteroid dekat Bumi (NEA) saat benda berbatu itu mengorbit Matahari di jalur yang mendekatkan mereka ke orbit Bumi.
Lintasan asteroid itu membawanya dalam jarak 1,3 Unit Astronomi (au) dari Matahari.
Untuk diketahui, 1 au adalah jarak antara Matahari dan Bumi, sehingga jarak asteroid dekat Bumi mencapai setidaknya 0,3 au atau 45 juta kilometer dari orbit planet Bumi.
Saat ini, sebagian besar berada di sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars.
Dikutip dari Phys, Jumat (14/10/2022) asteroid telah dikatalogkan oleh para astronom selama lebih dari dua abad sejak asteroid pertama, Ceres ditemukan pada tahun 1801.
Sementara itu, asteroid dekat Bumi pertama bernama Eros ditemukan hampir seratus tahun kemudian yakni 13 Agustus 1898. Orbit asteroid itu membawanya ke jarak sekitar 22 juta km dari Bumi atau 57 kali jarak Bulan.
Asteroid dekat Bumi yang terdeteksi pertama kali ini bukan hanya NEA pertama yang diketahui, tetapi juga asteroid pertama yang diorbiti oleh wahana antariksa dan selanjutnya mendarat di atasnya.
Perhitungan awal orbit batu luar angkasa itu kemudian juga memungkinkan penentuan yang tepat dari jarak yang diketahui secara tak sempurna antara Matahari dan Bumi.
Mendeteksi asteroid dekat Bumi
Secara alami, asteroid besar ditemukan lebih besar karena lebih mudah dilihat. Namun saat teleskop menjadi lebih sensitif, penemuan asteroid menjadi lebih banyak, bahkan asteroid dengan kecepatan tinggi dan berukuran puluhan meter.
Teleskop survei berbasis darat seperti Catalina Sky Survey di Arizona, di Amerika Serikat, menemukan asteroid baru setiap minggu.
Mereka dirancang untuk memindai sebagian besar langit, mencari objek baru yang bergerak di depan latar belakang bintang tidak bergerak.
Teleskop besar yang lebih fokus, seperti Very Large Telescope (VLT) dari European Southern Observatory, kemudian dapat digunakan untuk pengamatan lanjutan untuk membantu memahami jalur, ukuran, dan bahkan komposisi asteroid baru, terutama asteroid dekat Bumi.
Sementara itu Gaia, observatorium luar angkasa yang sedang dalam misi untuk membuat katalog satu miliar bintang di galaksi, juga telah membantu para ahli untuk lebih memahami risiko asteroid dekat Bumi.
“Karena Gaia, kami tahu lebih banyak tentang bintang-bintang di galaksi yang bertindak sebagai latar belakang pengamatan asteroid,” jelas Tineke Roegiers, community support dari Gaia.
Posisi asteroid diperoleh dengan latar belakang bintang-bintang tersebut. Jadi semakin baik seseorang mengetahui di mana bintang-bintang itu berada, semakin tepat orbit asteroid dapat dihitung.
Lebih lanjut melalui penggunaan pengamatan bintang yang dilakukan Gaia dapat membantu merevisi orbit asteroid dekat Bumi yang sebelumnya telah dikenali, termasuk menemukan kembali beberapa asteroid yang ‘hilang’.
Saat ini Near-Earth Object Coordination Center (NEOCC) di ESRIN, Italia menjadi tempat bagi para ahli asteroid dan penilai risiko.
Tim mengaktifkan jaringan teleskopnya di seluruh dunia untuk mendapatkan pengamatan asteroid baru yang ditemukan dan menentukan risiko dampaknya, sambil memperhatikan asteroid lama yang belum sepenuhnya dianggap aman.
Setidaknya sekarang 1.425 asteroid dengan kemungkinan dampak ‘non zero’ berada di bawah pengawasan badan tersebut dan di atur dalam daftar risiko asteroid NEOCC yang terus diperbaharui dan dapat diakses bebas oleh siapapun.
Kabar baiknya, saat ini tak ada asteroid dekat Bumi yang sejauh ini menjadi perhatian, setidaknya selama seratus tahun.
Saat ada asteroid besar dan berpotensi menghancurkan lebih dari 1 km, sebagian besar itu telah ditemukan jauh-jauh hari. Namun, prioritas saat ini adalah asteroid berukuran sedang dengan diamater beberapa ratus meter yang masih banyak belum ditemukan karena ukurannya yang lebih kecil
“Tapi lebih dari setengah asteroid dekat Bumi yang diketahui saat ini ditemukan dalam enam tahun terakhir, menunjukkan seberapa besar peningkatan penglihatan terhadap asteroid,” jelas Richard Moissl, Kepala Pertahanan Planet European Space Agency (ESA).
“Temuan 30.000 asteroid merupakan tonggak baru dan ketika teleskop serta metode deteksi baru digunakan, hanya masalah waktu sampai kami menemukan semuanya,” tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Asteroid #Ditemukan #Astronom #Dekat #Bumi #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli