sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Wednesday, March 22, 2023
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Sains

Diabetik Makular Edema Sebabkan Kebutaan pada Pasien Diabetes, Bisakah Disembuhkan?

by admin
October 14, 2022
in Sains
0
Diabetik Makular Edema Sebabkan Kebutaan pada Pasien Diabetes, Bisakah Disembuhkan?
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

KOMPAS.com – Diabetik makular edema (DME) adalah penebalan dan pembengkakan yang terjadi pada bagian makula akibat kadar gula darah yang tinggi dan kronis.

Padahal, makula adalah bagian tengah retina yang menjadi titik fokus penglihatan. Bila makula terganggu, seseorang bisa mengalami perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur, tampak berkabut, warna tidak jelas atau bahkan terdapat daerah-daerah hitam.

Satu dari tiga atau 25-40 persen penderita diabetes akan mengalami komplikasi retinopati diabetik yang mengancam penglihatan, termasuk DME, semasa hidupnya.

Diabetik makular edema tidak bisa disembuhkan

Sayangnya, diabetik makular edema tidak bisa disembuhkan, seperti diungkapkan oleh Dr. dr. Elvioza, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan dalam media briefing bertema World Sight Day 2022 : Waspadai Risiko Kebutaan pada Pasien Diabetik Makular Edema yang diadakan oleh Bayer pada Selasa (11/10/2022).

Target dari pengobatan diabetik makular edema adalah mempertahankan penglihatan yang ada sehingga penyakit terkontrol dan tidak menjadi progresif.

Hasil dari pengobatan DME juga tergantung dari banyak faktor, termasuk ketaatan pasien untuk kontrol ke dokter dan berobat, penyakit komorbid yang menyertai dan kondisi pasien ketika penyakit kali pertama ditangani.

Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan juga berkata bahwa apabila penyakit DME telah ditemukan pada stadium dini dan pasien taat dalam mengontrol komorbid dan mau segera menjalani terapi, maka pasien umumnya akan bisa mempertahankan penglihatan hingga akhir hayat.

Sebaliknya, pada pasien yang datang dalam kondisi parah, penanganan penyakit akan menjadi lebih sulit dan hasilnya kurang maksimal.

Skrining diabetik makular edema

PEXELS/KUSH KAUSHIK Ilustrasi mata yang sehat tidak terkena diabetik makula edema

Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan skrining DME, terutama pada pasien dengan diabetes. Tujuannya untuk mendeteksi DME sedini mungkin.

Pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 1 direkomendasikan untuk melakukan skrining 3-5 tahun setelah terdiagnosis DM.

Sementara itu, pasien diabetes melitus tipe 2 perlu dilakukan skrining segera setelah terdiagnosis DM, lalu kemudian dianjurkan untuk melakukan skrining ulang setiap tahunnya.

Diagnosis DME akan ditegakkan oleh dokter bila ditemukan adanya penurunan tajam penglihatan, gambaran khas pada makula dengan pemeriksaan funduskopi dan adanya penebalan makula yang disertai dengan ditemukannya gambaran penebalan makula pada Optical Coherence Tomography (OCT).

Ilustrasi mata sehatshutterstock Ilustrasi mata sehat

Penanganan terapi DME dapat difokuskan menjadi dua, yaitu kontrol faktor sistemik dan terapi okuler.

1. Kontrol faktor sistemik

Dokter Elvioza menjelaskan bahwa kontrol faktor sistemik bertujuan untuk mencegah retinopati dan progresivitas penyakit dengan cara mengontrol gula darah, tekanan darah dan kadar lemak darah.

Menurut rekomendasi Asosiasi Diabetik Amerika (ADA), kadar gula darah atau HbA1c harus kurang dari 7 persen pada kebanyakan pasien dengan diabetes tipe 2.

Tekanan darah juga harus kurang dari 130/80 mmHg. Jika sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg, maka pasien harus diterapi menggunakan obat.

Demikian juga dengan kadar lemak darah. Kadar LDL harus kurang dari 100 mg/dl, HDL lebih dari 50 mg/dl dan triglycerides puasa kurang dari 150 mg/dl.

Selain itu, pasien juga harus mengubah gaya hidup menjadi sehat dengan menjaga berat badan, makan makanan yang bergizi seimbang, berhenti merokok dan berolahraga.

2. Terapi okuler

Di sisi lain, terapi okuler bertujuan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan memperbaiki penglihatan dengan cara terapi anti-VEGF, terapi laser dan steroid.

Terapi anti-VEGF merupakan hasil dari perkembangan pengobatan DME terbaru.

Ketika anti-VEGF disuntikkan ke mata, obat akan mengikat VEGF yang memicu kebocoran pada pembuluh darah. Lantas dengan VEGF diikat, kebocoran pembuluh darah pun bisa dicegah, jaringan yang bengkak diserap kembali dan penglihatan akan membaik.

Ada tiga jenis anti-VEGF yang kini tersedia, yakni Aflibercept, Ranibizumab dan Bevacizumab.

Pada penelitian Protocol T yang dilakukan oleh Diabetic Retinopathy Clinical Research Network (DRCR.net), ketiga anti-VEGF menunjukkan efikasi yang sama baiknya pada pasien dengan penurunan penglihatan tidak terlalu berat.

Namun, pada pasien dengan kondisi berat, Aflibercept menunjukkan efikasi yang lebih baik

Penelitian VIVID dan VISTA juga menunjukkan bukti bahwa dalam pengobatan awal yang optimal, pengobatan yang intensif untuk DME memberikan manfaat yang lebih baik.

Injeksi aflibercept dengan 5 dosis awal bahkan ditemukan bias memberikan manfaat yang lebih baik pada pasien DME dibandingkan dengan laser.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Diabetik #Makular #Edema #Sebabkan #Kebutaan #pada #Pasien #Diabetes #Bisakah #Disembuhkan #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: ahlidiabetesdiabetes melitusdiabetik makular edemadiabetik retinopatiDuniakebutaan akibat diabetespengobatan diabetik makular edemapenjelasan
Previous Post

Kendaraan Listrik Bisa Kurangi Separuh Emisi Karbon

Next Post

Dewas KPK Bandingkan Beda Nasib Ferdy Sambo dan Lili Pintauli Terkait Sidang Etik

Next Post
Dewas KPK Bandingkan Beda Nasib Ferdy Sambo dan Lili Pintauli Terkait Sidang Etik

Dewas KPK Bandingkan Beda Nasib Ferdy Sambo dan Lili Pintauli Terkait Sidang Etik

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lifestyle

  • Lifestyle
Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya
Lifestyle

Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya

by admin
January 30, 2023
0

KOMPAS.com - Ada banyak sekali jenis tanaman hias berbunga di Indonesia, salah satunya, alamanda, tanaman yang identik dengan bunga besar...

Read more
Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

January 29, 2023
6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

January 28, 2023
Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

January 27, 2023
Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

January 26, 2023
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2020 sumberterpecaya.com