sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Friday, March 24, 2023
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Aktif Secara Fisik dan Bersosialisasi Bisa Turunkan Risiko Demensia

by admin
August 25, 2022
in Lifestyle
0
Aktif Secara Fisik dan Bersosialisasi Bisa Turunkan Risiko Demensia
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

KOMPAS.com – Melakukan aktivitas fisik dan tetap bersosialisasi dengan orang-orang terbukti bisa mengurangi risiko seseorang terkena demensia, atau hilangnya fungsi kognitif di kemudian hari.

Hal tersebut ditunjukkan melalui Neurology, sebuah jurnal medis American Academy of Neurology yang menganalisis perilaku para peserta studi selama satu dekade.

Jurnal tersebut menemukan bahwa pola aktivitas fisik yang sering dilakukan, termasuk pekerjaan rumah tangga, dan sosialisasi seperti kunjungan dengan keluarga dan teman, semuanya menurunkan risiko berbagai jenis demensia, termasuk penyakit alzheimer.

“Pengobatan untuk demensia sejauh ini masih terbatas. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apakah beberapa perubahan yang mudah seperti mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat, dapat menjadi cara yang efektif untuk pencegahan demensia.”

Demikian penuturan penulis studi, yang merupakan seorang profesor di Universitas Sichuan di Chengdu, Tiongkok, Huan Song, MD, PhD, kepada Health.

“Dengan lebih sering terlibat dalam kegiatan fisik dan mental yang sehat, orang dapat mengurangi risiko demensia, terlepas dari kerentanan genetik yang mereka warisi,” sambung dia.

Lebih lanjut, para ahli pun menjelaskan bagaimana fungsi otak terhadap aktivitas fisik dan mental saling berhubungan, serta cara terbaik mengadopsi perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko atau mencegah demensia sebagai berikut.

Untuk studi ini, para peneliti menganalisis data dari UK Biobank, yakni database biomedis berskala besar dengan informasi kesehatan dan genetik dari lebih dari setengah juta penduduk Inggris.

Sebanyak 501.376 peserta bebas demensia, dengan usia rata-rata 56 tahun, diikuti selama rata-rata 11 tahun.

Pada awal perekrutan, peserta melaporkan sendiri tingkat aktivitas fisik dan mental mereka, termasuk aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga, waktu yang dihabiskan untuk bersosialisasi, dan seberapa sering mereka menggunakan perangkat elektronik.

Selama periode tindak lanjut sekitar 11 tahun, 5.185 pasien didiagnosis menderita demensia.

Menurut para peneliti, tingkat aktivitas fisik dan mental peserta dikaitkan dengan risiko demensia.

Orang-orang yang tetap aktif dalam rutinitas mereka menuai manfaat paling banyak.

Mereka yang sering berolahraga memiliki risiko demensia 35 persen lebih rendah, sementara yang secara teratur melakukan pekerjaan rumah tangga dan sering bertemu dengan teman maupun keluarga mengalami penurunan risiko demensia masing-masing sebesar 21 persen dan 15 persen.

AID/a.collectionRF Ilustrasi pertemanan

Para peneliti juga memperhitungkan faktor risiko genetik untuk mengembangkan demensia bersama dengan riwayat keluarga dan menemukan bahwa faktor gaya hidup masih memberikan manfaat.

“Kami mendapatkan temuan serupa ketika melakukan analisis terpisah untuk subkelompok peserta dengan kerentanan penyakit yang berbeda terhadap demensia,” kata Song.

“Temuan kami menggarisbawahi pentingnya aktivitas fisik dan mental secara universal pada pengurangan demensia,” ujar dia.

Hubungan antara kesehatan otak dan gaya hidup

Meskipun studi baru ini memberikan bukti lebih lanjut tentang hubungan antara pilihan gaya hidup dan kesehatan otak, gagasan bahwa aktivitas fisik dan mental berdampak pada kognisi bukanlah hal yang baru.

Kepala divisi geriatri di Pusat Ilmu Kesehatan UCLA, David Reuben, MD, mengatakan bahwa studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan bahwa pola makan yang sehat, olahraga, stimulasi mental, dan kesehatan kardiovaskular semuanya dapat mengurangi risiko demensia.

Studi lain dengan pendanaan dari Asosiasi Alzheimer yang sedang berlangsung juga mencoba mengurai apakah penurunan kognitif dapat dicegah melalui program terstruktur atau mandiri yang berfokus pada perubahan gaya hidup.

Ada pun mengapa perubahan gaya hidup ini dapat membantu mengurangi risiko demensia, para peneliti belum sepenuhnya memahami kaitannya.

“Beberapa orang berpikir ada komponen vaskular yang cukup besar,” kata Reuben.

Tetapi, ada kemungkinan bahwa tetap aktif dapat membantu menjaga pembuluh darah tetap sehat, yang juga dapat diterjemahkan ke dalam kesehatan otak.

“Dalam hal stimulasi intelektual, sosialisasi, itu mungkin sedikit lebih sulit untuk dijelaskan,” tambahnya.

Jadi, tetap terstimulasi secara intelektual — dapat berarti koneksi sel otak yang lebih kuat — mungkin bisa melindungi otak terhadap penurunan kognitif.

Namun, karena penelitian ini hanya menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik dan mental terhadap risiko demensia, bukan sebab-akibat, penelitian ini bisa saja hanya menunjukkan bahwa orang yang lebih sehat lebih mampu terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut,

“Gambaran yang lebih besar adalah bahwa tetap terlibat dalam hal-hal sehari-hari yang dapat bermanfaat, dapat melayani fungsi-fungsi yang berkaitan dengan kemandirian,” terang seorang konsultan asosiasi senior dan asisten profesor neurologi di Mayo Clinic, Vijay Ramanan, MD, PhD.

“Dan mungkin, dalam beberapa kasus, dapat menawarkan sedikit tantangan, serta stimulasi pada pikiran dan tubuh,” jelas dia.

Menambahkan lebih banyak aktivitas fisik, mental, dan sosial

Menurut Song, hasil penelitian ini bisa sangat jauh jangkauannya.

Artinya, siapa pun berpotensi mendapatkan manfaat dari menambahkan lebih banyak aktivitas dalam rutinitas mereka.

Kuncinya di sini adalah memikirkan perubahan gaya hidup, bukan aktivitas yang jarang kita lakukan.

“Saya tidak akan melihat semua hal ini sebagai sebab-akibat langsung dalam jangka pendek,” kata Ramanan.

“Jadi, dengan kata lain, bukan berarti bahwa jika kita pergi ke luar rumah dan bisa bermain tenis, maka selama seminggu ke depan fungsi kognitif kita akan menjadi lebih baik.”

“Sebaliknya, ini lebih tentang bagaimana kita dapat mempertahankan keterlibatan yang konsisten dalam jangka waktu yang lama dalam hal-hal yang kita sukai, yang kita anggap bermanfaat, dan yang memberikan sedikit tantangan secara fisik, sosial, maupun kognitif,” terangnya.

Ilustrasi berkebungpointstudio Ilustrasi berkebun

National Institute on Aging (NIA) menyarankan untuk mencoba aktivitas-aktivitas berikut ini — yang juga dapat meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia— seiring dengan bertambahnya usia:

• Berkebun, bersepeda, atau berjalan kaki secara teratur.

• Mencoba yoga atau menulis jurnal untuk mengelola stres.

• Mengikuti kelas baru atau bergabung dengan klub baru.

• Mempertahankan pemeriksaan rutin ke penyedia layanan kesehatan.

Terlepas dari tantangannya, tanpa pengobatan untuk demensia, perubahan gaya hidup demi pencegahan adalah yang terbaik yang dapat ditawarkan oleh para profesional medis saat ini.

“Di awal dan pertengahan kehidupan, terlibat dalam kebiasaan baik itu dan membangun fondasi untuk keterlibatan fisik, sosial dan kognitif seumur hidup, saya pikir sangat penting,” kata Ramanan.

“Semuanya harus dilakukan. Kita membutuhkan setiap pilihan yang baik untuk memperlambat dan mencegah penyakit yang menghancurkan ini,” imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Aktif #Secara #Fisik #dan #Bersosialisasi #Bisa #Turunkan #Risiko #Demensia #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: aktifaktif bergerakaktivitas fisikaktivitas fisik untuk anakaktivitas fisik untuk kekuatan tubuhaktivitas fisik untuk kelenturan tubuhaktivitas fisik untuk ketahanan tubuhAktivitas fisik untuk lansiaapa itu demensiaarti demensiabeda gejala alzheimer dan demensiabersosialisasicara mencegah demensiacara teraman bersosialisasidemensiademensia adalahdemensia alzheimerfaktor risiko terkena demensiafaktor yang mempengaruhi aktivitas fisikgaya hidup sehat dapat kurangi demensiagejala awal demensiagejala demensiagejala demensia dari cara berjalanjenis aktivitas fisikkamukebiasaan buruk yang menyebabkan demensiakitamanfaat aktif bergerakmanfaat aktivitas fisikmanfaat anak aktif bergerakmelatih anak aktif bergerakmencegah demensiamencegah demensia dengan kopi dan tehpencegahan demensiapenderita demensiapenyakit demensiapenyakit kronis akibat kurang aktivitas fisikpenyebab demensiaperawatan demensiaperbedaan demensia alzheimerpola aktivitas fisikpola makan untuk mencegah demensiaporsi aktivitas fisik dalam satu haririsiko demensiarisiko kurang aktivitas fisikstudi demensiatahapan demensiatanda awal demensiatanda-tanda awal demensia
Previous Post

Gerakan Lengan yang Benar Saat Melambungkan Bola pada Permainan Softball

Next Post

Picu Banyak Penyakit, Konsumsi Minuman Berpemanis di Indonesia Tinggi

Next Post
Picu Banyak Penyakit, Konsumsi Minuman Berpemanis di Indonesia Tinggi

Picu Banyak Penyakit, Konsumsi Minuman Berpemanis di Indonesia Tinggi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lifestyle

  • Lifestyle
Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya
Lifestyle

Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya

by admin
January 30, 2023
0

KOMPAS.com - Ada banyak sekali jenis tanaman hias berbunga di Indonesia, salah satunya, alamanda, tanaman yang identik dengan bunga besar...

Read more
Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

January 29, 2023
6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

January 28, 2023
Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

January 27, 2023
Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

January 26, 2023
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2020 sumberterpecaya.com