sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Thursday, March 23, 2023
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Baru Makan, Cepat Lapar Lagi?

by admin
August 4, 2022
in Kesehatan
0
Baru Makan, Cepat Lapar Lagi?
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

AUTOFAGI tidak sama dengan puasa. Meski seperti yang ditunjukkan Ohsumi, puasa bisa memicu mekanisme autofagi. Banyak cara dan jalan untuk memicu autofagi, bahkan pada seorang yang tidak berencana untuk memicunya sekalipun.

Pada orang dengan obesitas bahkan sangat mudah sekali terpicu. Tidak dalam hitungan berjam-jam. Bahkan dalam 1-2 jam sudah terjadi fenomena autofagi.

Pada sebagian orang dengan obesitas, diketahui memiliki pankreas yang aktif melepaskan insulin. Karena itu, walau sebanyak apapun mereka makan karbohidrat, kadar glukosa darahnya tetap normal. Kondisi ini disebut hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia kadang disebut juga kondisi pra-diabetes.

Akibat produksi insulin yang terus menerus tinggi, sel beta langerhans penghasil insulin meradang. Akibatnya, insulin yang dihasilkan akan menurun, tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Tubuh mengalami hiperglikemia dan akhirnya diabetes melitus.

Pada hiperinsulinemia atau kadar insulin yang tinggi dalam darah, glukosa cepat sekali dimobilisasi ke dalam sel. Akibatnya jika glukosa tidak digunakan untuk beraktivitas maka akan disimpan dalam bentuk cadangan lemak dan glikogen. Itu sebabnya seseorang dengan hiperinsulinemia cenderung mengalami obesitas.

Selain obesitas, mereka juga mudah sekali merasa lapar. Hal ini terjadi karena glukosa yang cepat dimobilisasi ke dalam sel, hingga kadarnya menurun dalam darah juga dengan cepat.

Akibatnya, glukagon dilepaskan untuk mengatasi penurunan tersebut. Glukagon akan memicu glukoneogenesis yang memecah lemak jadi glukosa.

Selain mengubah lemak jadi glukosa, juga akan dilepaskan leptin. Leptin ini yang akan memberikan sinyal rasa lapar ke otak.

Jika orang dengan obesitas tersebut mengonsumsi karbohidrat kembali, glukagon akan dihentikan pelepasannya. Selanjutnya insulin kembali terangsang pelepasannya.

Insulin yang dikeluarkan tentu saja akan jauh lebih banyak dari sebelumnya, karena kadar glukosa darah yang meningkat tidak hanya dari asupan makanan juga merupakan hasil glukoneogenesis. Jadi lingkaran setan yang membuat seorang dengan obesitas sulit menekan nafsu makannya.

Idealnya, seorang dengan hiperinsulinemia sama sekali tidak mengonsumsi karbohidrat. Hal ini untuk mencegahnya merangsang pelepasan insulin. Dengan demikian kadar glukosa darahnya tidak cepat menurun.

Jika tidak turun maka tidak akan segera dilepaskan glukagon. Dengan ketiadaan glukagon maka proses glukoneogenesis tidak terjadi, sehingga tidak terjadi pemecahan lemak yang menghasilkan leptin.

Namun kadar glukosa yang tinggi harus tetap dikompensasi dengan aktivitas. Kadar glukosa yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan osmotik darah meningkat. Tekanan osmotik yang meningkat merangsang pelepasan vasopresin. Tekanan darahnya bisa naik.

Cara mengendalikan nafsu makan

Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk menurunkan kadar glukosa tanpa insulin. Pertama beraktivitas yang lebih tinggi. Kedua, minum kopi atau teh tanpa gula. Hal ini juga dapat meningkatkan proses oksidasi intra sel.

Jadi untuk orang yang mengalami obesitas dan sangat sulit untuk mengendalikan nafsu makan, ada beberapa cara untuk mengatasinya. Pertama, hindari asupan makanan bersumber karbohidrat. Kedua,  jika merasa lapar, jangan diganti dengan minum. Itu berbahaya karena tubuh saat itu sedang melakukan proses glukoneogenesis.

Proses glukoneogenesis menggunakan peroksida yang kemudian dipecah menjadi air dan oksigen. Minum pada saat glukoneogenesis akan meningkatkan jumlah peroksida dalam tubuh. Peroksida jika tidak dipergunakan bersifat racun.

Sayangnya, pada saat glukoneogenesis tubuh bereaksi dengan berkeringat hebat. Kondisi ini memicu seorang dengan hiperinsulinemia minum dalam jumlah besar. Akibatnya akan terjadi produksi peroksida berlebih. Produksi peroksida berlebih bisa merusak pembuluh darah. Karena pembuluh darah dibungkus oleh jaringan lemak adiposa.

Jaringan lemak ini kaya akan peroksisom. Akan terlihat sebagai bentuk perdarahan spontan. Kulit terlihat memar di daerah yang sering mendapat tekanan.

Jika lapar makanlah makanan tinggi lemak dan protein. Itu memberikan rasa kenyang yang lebih lama, juga tidak merangsang pelepasan insulin yang membuat kita cepat lapar kembali.

Ketiga, beraktivitaslah. Aktivitas fisik dan mental menurunkan kadar glukosa darah, hingga mencegah pelepasan vasopresin. Aktivitas juga akan memicu pemecahan lemak menjadi energi, sehingga akan menghasilkan kerapatan mitokondria yang tinggi pula.

Dengan kerapatan mitokondria yang tinggi anda jadi lebih bertenaga. Yang lebih menarik lagi bisa jadi berat badan anda stabil tapi volume tubuh anda berkurang. Seperti yang saya alami, berat badan stabil kisaran 78-80 kg. Namun lingkar perut menurun drastis dari 105 cm menjadi 95 cm.

Sangat mudah sebetulnya untuk mengatasi obesitas, tanpa lapar dan tanpa diet yang menyiksa. Jangan percaya diri dengan kadar glukosa yang normal. Karena hiperinsulinemia merupakan awal terjadinya diabetes.

Itu adalah proses autofagi sehari-hari tanpa puasa. Jika keliru menyikapinya, malah akan menimbulkan penyakit. Bukan regenerasi sel.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Baru #Makan #Cepat #Lapar #Lagi #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: -apa itu autofagiautofagi adalahautofagi bisa mencegah kankerCara agar anak-anak tidak obesitascara mencegah obesitascara mengatasi anak obesitascepat lapardampak obesitasmakanan bikin cepat laparmanfaat autofagimengapa bubur membuat cepat laparobesitas anakobesitas sebabkan susah hamil
Previous Post

Curhat Pengusaha Mal Jakarta: Mohon Kalau Ada Booster Kedua jangan lagi Jadi Syarat Masuk Mal…

Next Post

KPK: Penetapan Tersangka Maming Bukanlah Kriminalisasi

Next Post
KPK: Penetapan Tersangka Maming Bukanlah Kriminalisasi

KPK: Penetapan Tersangka Maming Bukanlah Kriminalisasi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lifestyle

  • Lifestyle
Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya
Lifestyle

Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya

by admin
January 30, 2023
0

KOMPAS.com - Ada banyak sekali jenis tanaman hias berbunga di Indonesia, salah satunya, alamanda, tanaman yang identik dengan bunga besar...

Read more
Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

January 29, 2023
6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

January 28, 2023
Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

January 27, 2023
Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

January 26, 2023
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2020 sumberterpecaya.com