sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Tuesday, February 7, 2023
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Dampak Besar Perceraian pada Anak

by admin
May 28, 2022
in Lifestyle
0
Dampak Besar Perceraian pada Anak
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Ikko Anata

KOMPAS.com – Bagi sebagian orang, menjalani pernikahan tidak melulu merupakan pengalaman yang membahagiakan. Bahkan, tak jarang pernikahan harus berakhir dengan perceraian.

Peristiwa tersebut tentu mengakibatkan bahtera rumah tangga yang sudah dibangun sedemikian rupa hancur berkeping-keping. Dampaknya pun tidak hanya dirasakan oleh pasangan, melainkan juga anak hasil pernikahan.

Apabila perceraian memang benar-benar harus dilakukan, orangtua harus menyiapkan segala cara agar anak bisa menerimanya. Akan tetapi, jika orangtua gegabah dalam bertindak, situasi pun akan semakin rumit. Alhasil, anak pun jadi sulit menerimanya.

Pasalnya, topik perceraian merupakan sesuatu yang sangat emosional untuk dibicarakan dan dialami oleh anak-anak. Kebahagiaan dan masa depan mereka terancam dari adanya peristiwa ini.

Lantas, agar tidak gegabah berbicara kepada anak tentang perceraian yang akan dihadapi, bagaimana cara mengomunikasikannya dengan tepat?

Dengarkan masukan dari dra. Astrid Regina Sapiie, seorang psikolog klinis dan CEO @dearastrid.id, melalui siniar (podcast) Anyaman Jiwa episode “Begini Caranya Memberitahu Anak-Anak Jika Orangtua Bercerai” di Spotify.

Perlu diketahui juga kalau episode ini tidak membenarkan tindak perceraian.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, disebutkan bahwa untuk dapat melakukan perceraian, pasangan harus memiliki cukup alasan, misalnya suami dan istri tidak akan rukun jika tetap melangsungkan kehidupan pernikahan.

Banyak alasan dan faktor yang menyebabkan perceraian dapat terjadi. Misalnya, di Indonesia, menurut Statistik Indonesia 2022, yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 13 faktor penyebab terjadinya perceraian, di antaranya karena perselisihan, masalah finansial/ekonomi, poligami, kekerasan dalam rumah tangga, hingga kawin paksa.

Anak dan Perceraian

Dampak dari perceraian tidak hanya dialami oleh suami dan istri. Anak-anak hasil dari pernikahan pun mau tak mau harus mengalaminya pula.

Bagi anak, perceraian merupakan momen yang sangat menyedihkan, bahkan bisa sampai membuat stres karena membingungkan. Mereka menganggap bahwa dunianya telah runtuh dalam sekejap.

Bahkan, jika tidak ditanggapi dengan baik, momen pecahnya keluarga ini dapat menjadi pengalaman traumatis bagi mereka.

Menurut Amy Morin, seorang psikoterapis dari Verywell Mind, dampak emosional yang dialami oleh anak-anak dapat dibagi dalam tiga tahapan tumbuh kembang mereka.

Pertama, jika perceraian terjadi ketika anak masih kecil, mereka cenderung berjuang untuk memahami mengapa mereka orangtua tidak bersama lagi.

Kemudian, akan muncul rasa khawatir untuk tidak dicintai lagi oleh orangtua. Hal ini disebabkan karena munculnya pemahaman, “Jika orangtua bisa berhenti mencintai satu sama lain, mereka pun mungkin bisa berhenti mencintai aku juga.”

Kedua, perceraian yang dialami oleh anak di tingkat sekolah dasar dapat menganggap bahwa merekalah penyebabnya. Anggapan ini didasarkan dari ketakutan mereka atas perilaku buruk atau kesalahan yang mungkin dilakukan kepada orangtua atau keluarganya.

Terakhir, perceraian yang terjadi ketika anak remaja. Pada masa ini, mereka cenderung akan mengalami gejolak emosi, seperti kemarahan atas tindakan perceraian dan perubahan yang diciptakannya. Mereka akan cenderung menyalahkan orangtua atas putusnya hubungan pernikahan.

Selain menyalahkan, anak remaja juga mungkin akan membenci salah satu atau kedua orangtua atas perceraian ini.

Akan tetapi, ketika berbicara dampak psikologis yang dialami oleh anak, Amy mengatakan bahwa hal itu tak bisa disamakan. Bagi beberapa anak, perceraian merupakan sebuah pengalaman yang stres dan sulit untuk disembuhkan. Namun, bagi sebagian lainnya, berhasil pulih dengan cepat dari pengalaman ini bukanlah hal yang sulit.

Bagaimana Menyikapi Anak atas Perceraian

Kabar baiknya, orangtua dapat mengambil langkah-langkah tepat untuk meminimalisasi dampak psikologis perceraian pada anak, asalkan seperti yang dikatakan oleh Astrid dalam siniar Anyaman Jiwa, “Jadi prinsipnya, sampaikan dengan jujur apa yang terjadi, langsung to the point tanpa bobot emosi. Jadi dengan jelas dan terang.”

Meskipun terkesan mudah untuk dibicarakan dibanding dilakukan, tetapi hal ini merupakan prinsip utama dalam berkomunikasi tentang perceraian kepada anak.

Agar lebih mudah dibicarakan, Astrid memberikan tips soal kejujuran ini. “Katakan sejujurnya apa yang akan terjadi dengan bahasa yang digunakan sehari-hari dengan anak Anda,” jelas Astrid.

Namun, jujur saja tidak cukup untuk menjelaskan situasi. Perlu adanya penjelasan secara asertif agar anak tidak kaget, misalnya seperti yang diucapkan Astrid,

“Papah dan mamah akan hidup sendiri-sendiri, tetapi kamu tetap anak papah dan mamah yang kami cintai. Kalau kami sudah bercerai, kamu akan tinggal dengan papah atau mamah.”

Masih ada lagi tips dari Astrid untuk mengomunikasikan masalah perceraian kepada anak. Coba dengarkan anjuran dra. Astrid Regina Sapiie ini dalam siniar Anyaman Jiwa berjudul “Begini Caranya Memberitahu Anak-Anak Jika Orangtua Bercerai” di Spotify.

Selain berbicara soal perceraian, siniar ini juga akan memberikan tips-tips dan perspektif tentang kesehatan mental lainnya, setiap hari Rabu dan Jumat di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/aj_bercerai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Dampak #Besar #Perceraian #pada #Anak #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: anakAstridkeluargaorangtuaperceraianpernikahanSeluruh Dunia
Previous Post

Hasil Laga Uji Coba PSIS Vs PSM, Fortes-Marukawa Bersinar

Next Post

Cara Daftar Internet Banking BRI dengan Mudah dan Praktis

Next Post
Cara Daftar Internet Banking BRI dengan Mudah dan Praktis

Cara Daftar Internet Banking BRI dengan Mudah dan Praktis

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lifestyle

  • Lifestyle
Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya
Lifestyle

Mengenal Tanaman Hias Berbunga Alamanda dan Cara Merawatnya

by admin
January 30, 2023
0

KOMPAS.com - Ada banyak sekali jenis tanaman hias berbunga di Indonesia, salah satunya, alamanda, tanaman yang identik dengan bunga besar...

Read more
Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

Viral di TikTok Mencerahkan Ketiak dengan Lemon, Efektif Enggak Sih?

January 29, 2023
6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

6 Makanan Kaya Serat, Bantu Atasi Lemak Perut

January 28, 2023
Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

Olahraga di Usia Lanjut, Apa yang Harus Diperhatikan? Ini Kata Ahlinya

January 27, 2023
Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

Kolaborasi Compass dan #FR2 untuk Year of the Rabbit 2023

January 26, 2023
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2020 sumberterpecaya.com