sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Monday, July 4, 2022
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Penyakit Atrofi Vagina – Kompas.com – Gejala, Penyebab, Pengobatan

by admin
March 13, 2022
in Kesehatan
0
Penyakit Atrofi Vagina  – Kompas.com – Gejala, Penyebab, Pengobatan
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

KOMPAS.com – Atrofi vagina (vaginitis atrofi) adalah penipisan, pengeringan, dan peradangan pada dinding vagina yang mungkin terjadi saat tubuh memiliki lebih sedikit estrogen.

Umumnya, atrofi vagina terjadi setelah wanita mengalami menopause.

Pada sebagian besar kasus, atrofi vagina menyebabkan hubungan seksual menjadi menyakitkan dan menimbulkan gejala kencing yang mengganggu.

Atas dampak tersebut, dokter menggunakan istilah “sindrom genitourinari menopause” untuk menggambarkan atrofi vagina dan gejala yang menyertainya.

Tersedia perawatan sederhana dan efektif untuk sindrom ini.

Gejala

Gejala atrofi vagina dapat meliputi:

  • kekeringan pada vagina
  • rasa terbakar dan/atau gatal pada vagina
  • dispareunia (nyeri saat berhubungan seks)
  • keluarnya cairan dari vagina, biasanya berwarna kuning
  • bercak atau berdarah
  • gatal pada vulva (pruritus)
  • perasaan tertekan.

Kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem kemih dan menyebabkan gejala, termasuk:

  • sering ke kamar mandi
  • mengalami nyeri saat ke kamar mandi
  • infeksi saluran kemih
  • buang air kecil lebih banyak
  • inkontinensia stres
  • sakit saat buang air kecil (disuria)
  • darah dalam urin (hematuria)
  • rasa terbakar saat buang air kecil.

Penyebab

Atrofi vagina disebabkan oleh penurunan kadar estrogen.

Saat menopause, seorang wanita mengalami penurunan kadar estrogen hingga 85 persen. Saat tubuh memiliki lebih sedikit estrogen, jaringan genital menjadi lebih rapuh.

Beberapa alasan lain atas penurunan estrogen,yaitu:

  • menyusui
  • obat anti-estrogen
  • beberapa pil KB
  • pembedahan untuk mengangkat kedua indung telur
  • kemoterapi
  • terapi radiasi panggul
  • pengobatan hormon.

Diagnosis

Umumnya, dokter dapat mendiagnosis atrofi dan adanya sindrom dengan pemeriksaan fisik yang cermat.

Terkadang, beberapa tes laboratorium diperlukan untuk membedakan atrofi vagina dengan kondisi lain, seperti:

  • tes pap
  • sampel urine
  • USG
  • tes hormon serum
  • pH vagina
  • mikroskopi.

Perawatan

Salah satu cara untuk membuat atrofi vagina lebih baik adalah dengan berhubungan seks.

Wanita yang melakukan aktivitas seksual secara berkala, sendiri ataupun bersama pasangan, cenderung memiliki kasus atrofi vagina yang lebih ringan daripada mereka yang tidak.

Aktivitas seksual meningkatkan aliran darah ke vagina dan membantunya tetap elastis.

Jika seseorang mengalami kekeringan dan ketidaknyamanan akibat gangguan ini, terutama saat berhubungan seks, dapat diatasi dengan menggunakan pelembab vagina atau pelumas berbahan dasar air.

Terapi estrogen juga dapat menjadi pilihan.Terapi dapat menebalkan dinding vagina dan meredakan banyak gejala sindrom genitourinari menopause lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

#Penyakit #Atrofi #Vagina #Halaman #Kompascom #Gejala #Penyebab #Pengobatan

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: Atrofi Vagina Halaman all - Kompas.comBerita Hari IniBerita Terbaruberita terkiniDiagnosisgejalakesehatanKompasPencegahanPengertianPengobatanpenyakitpenyebab
Previous Post

4 Manfaat Cuddling dengan Pasangan, Baik untuk Menjaga Kesehatan

Next Post

Anies Pilih Tanah Kampung Akuarium untuk Dibawa ke IKN Nusantara

Next Post
Anies Pilih Tanah Kampung Akuarium untuk Dibawa ke IKN Nusantara

Anies Pilih Tanah Kampung Akuarium untuk Dibawa ke IKN Nusantara

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lifestyle

  • Lifestyle
Balita Tak Mau Makan Sayur? Coba Beberapa Trik Sederhana Ini
Lifestyle

Balita Tak Mau Makan Sayur? Coba Beberapa Trik Sederhana Ini

by admin
July 4, 2022
0

KOMPAS.com - Memasukkan sayuran ke dalam menu makan anak sehari-hari adalah hal yang penting untuk membuat buah hati bisa mendapatkan...

Read more
Perempuan Memiliki Cara Berbeda saat Berselingkuh, Benarkah?

Perempuan Memiliki Cara Berbeda saat Berselingkuh, Benarkah?

July 3, 2022
Makan Lebih Banyak Protein Saat Diet, Bantu Jaga Massa Otot

Makan Lebih Banyak Protein Saat Diet, Bantu Jaga Massa Otot

July 2, 2022
Menjauhkan Pernikahan dari Perselingkuhan, Bagaimana Caranya?

Menjauhkan Pernikahan dari Perselingkuhan, Bagaimana Caranya?

July 1, 2022
5 Kebiasaan Minum Untuk Mengecilkan Perut dan Memperlambat Penuaan

5 Kebiasaan Minum Untuk Mengecilkan Perut dan Memperlambat Penuaan

June 30, 2022
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2020 sumberterpecaya.com