sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Wednesday, April 14, 2021
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Money

[Kurasi KOMPASIANA] Generasi Sandwich: Berkah atau Beban? | Menghindari Pemikiran Toxic Positivity dalam Fenomena Generasi Sandwich

by admin
April 2, 2021
in Money
0
[Kurasi KOMPASIANA] Generasi Sandwich: Berkah atau Beban? | Menghindari Pemikiran Toxic Positivity dalam Fenomena Generasi Sandwich
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

KOMPASIANA—Generasi sandwich masih akan terus menanggung beban berat beberapa waktu ke depan. Ini siklus yang seperti tiada akhir.

Generasi sandwich merupakan generasi yang terhimpit karena harus menanggung kebutuhan hidup anak dan orangtuanya sekaligus. Dengan kata lain, generasi tersebut memiliki “beban” ganda, terutama soal finansial.

Dalam kondisi seperti itu jangankan memenuhi kebutuhan orang tuanya, sekedar memenuhi kebutuhan diri dan anak-anaknya saja Generasi Sandwich akan cukup mengalami kesulitan.

Lalu bagiamana fenomena generasi sandwich itu sendiri di Indonesia?

Berikut 3 konten menarik terkait hal tersebut di Kompasiana:

1. Generasi Sandwich: Berkah atau Beban?

Generasi sandwich adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang harus membiayai hidup generasi sebelumnya (orang tua) dan generasi setelahnya (anak-anak atau adik-adik).

Kompasianer Luna Septalisa mengatakan, fenomena ini merupakan hal yang lumrah terjadi di Indonesia karena beberapa faktor.

Pertama, Nilai kekeluargaan. Di Indonesia masih memegang teguh nilai-nilai ketimuran dan nilai-nilai kekeluargaan, anak yang telah dewasa dan bekerja dianggap sudah sepantasnya membiayai hidup orangtuanya.

Kedua, Tuntutan sosial. Ketika anak sudah dewasa, lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan, orang tua biasanya akan menyuruh anaknya untuk segera menikah tanpa memperhatikan apakah sang anak sudah siap secara mental dan finansial untuk berumah tangga.

Ketiga, … (Baca selengkapnya)

2. Menghindari Pemikiran Toxic Positivity dalam Fenomena Generasi Sandwich

Kompasianer Irmina Gultom menyimpulkan bahwa banyak yang berpendapat bahwa fenomena Generasi Sandwich adalah suatu hal yang biasa.

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa menanggung hidup tiga generasi (diri sendiri, orangtua dan anak) adalah suatu kewajaran.

Beberapa orang bahkan berpendapat dan berpikir positif, bahwa menanggung biaya hidup orangtua (meskipun sudah memiliki keluarga sendiri) adalah suatu kewajiban dan kesempatan untuk membalas budi kepada orangtua.

“Hal ini tidak lepas dari pengaruh budaya ketimuran orang Indonesia di mana seorang anak haruslah mengingat pengorbanan kedua orangtuanya dalam merawat dan mendidik mereka sejak kecil,” tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Generasi Sandwich dan Sikap “Gemati Karo Morotuwo”

Kompasianer Jati Kumoro mengatakan, ia pernah mendapat sebuah pesan yang intinya menyuruhnya agar “gemati karo morotuwo”.

Pesan ini jika diartikan secara bebas adalah supaya penulis memperhatikan bukan hanya kebutuhan fisik semata tapi juga kebutuhan batin.

“Jangan menganggap bapak mertua sebagai beban. Kurang lebih seperti itu yang penulis tangkap dari nasehat tersebut,” tulisnya.

Sebagai menantu, penulis sama sekali tak merasa terbebani sebagai “generasi sandwich” sebab dalam kenyataan sosialnya di masyarakat tempat tinggal penulis ternyata yang namanya “gemati karo morotuwo” itu adalah hal yang lumrah dilakukan. (Baca selengkapnya) (IBS)

#Kurasi #KOMPASIANA #Generasi #Sandwich #Berkah #atau #Beban #Menghindari #Pemikiran #Toxic #Positivity #dalam #Fenomena #Generasi #Sandwich #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: generasi sandwichKompasianakompasianer
Previous Post

Rado Hadirkan Kembali Arloji Captain Cook dengan Bahan Keramik

Next Post

Gejala Mirip, Apa Beda Serangan Jantung dan Pannick Attack?

Next Post
Gejala Mirip, Apa Beda Serangan Jantung dan Pannick Attack?

Gejala Mirip, Apa Beda Serangan Jantung dan Pannick Attack?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

  • Lirik Lagu Cahaya – Feby Putri

    Lirik Lagu Cahaya – Feby Putri

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Lirik dan Chord Lagu Kumaha Sia – Jamica

    168 shares
    Share 67 Tweet 42
  • Link Live Streaming Cagliari Vs Inter Milan, Kick-off 18.30 WIB Halaman all

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • PT IMIP Tetap Rekrut Karyawan Meski Pandemi

    101 shares
    Share 10 Tweet 7
  • Indonesia: (Bukan) Pabrik Baterai terbesar Dunia

    164 shares
    Share 66 Tweet 41
  • Penampakan Warnet yang Banting Setir Jadi Penambang Cryptocurrency

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Lirik dan Chord Lagu Manisnya Negeriku – Pujiono

    168 shares
    Share 67 Tweet 42
  • 9 Penyebab Sakit Perut Bagian Atas

    155 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Inilah Teknologi Terbaru yang Dimiliki Indonesia di Bidang Smelter Nikel

    157 shares
    Share 10 Tweet 7
  • Lirik dan Chord Lagu Mengapa – Koes Plus Halaman all

    155 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Viral
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif

© 2020 sumberterpecaya.com