sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Friday, January 15, 2021
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Hype
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Food
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Hype
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Food
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home Sains

Selama Pandemi Covid-19, Emisi Karbon Global Turun 2,4 Miliar Ton Halaman all

by admin
December 13, 2020
in Sains
0
Selama Pandemi Covid-19, Emisi Karbon Global Turun 2,4 Miliar Ton Halaman all
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

KOMPAS.com – Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa tanggapan global terhadap pandemi Covid-19 telah mendorong penurunan emisi karbondioksida (CO2) tahunan terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Studi itu menunjukkan bahwa emisi tahun 2020 turun sekitar 7 persen.

Perancis dan Inggris mencatat penurunan terbesar akibat sejumlah kebijakan ketat dalam menghadapi gelombang kedua penularan virus corona.

Sebaliknya, China mengalami peningkatan besar menyusul penanganan virus corona sehingga emisi negara itu secara keseluruhan dapat meningkat tahun ini.

Penurunan karbon pada tahun 2020 merupakan yang terbesar dibandingkan tingkat penurunan sebelumnya.

Menurut tim Global Carbon Project, emisi karbon tahun ini turun 2,4 miliar ton.

Angka itu jauh melampaui tingkat penurunan yang tercatat pada tahun 2009 akibat resesi ekonomi global dengan hanya setengah miliar ton, maupun pada akhir Perang Dunia Kedua yang menyebabkan emisi turun sebesar satu milar ton.

Di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, tercatat penurunan sekitar 12 persen sepanjang tahun, dan beberapa negara bahkan mencatat angka yang lebih besar.

Perancis mengalami penurunan sebesar 15 persen dan Inggirs turun 13 persen, menurut salah satu analisis.

“Alasan utamanya adalah bahwa kedua negara ini memiliki dua gelombang lockdown yang sangat ketat dibandingkan dengan negara-negara lain,” kata Profesor Corinne Le Quéré, dari Universitas East Anglia, Inggris, yang berkontribusi dalam penelitian tersebut.

“Inggris dan Perancis memiliki banyak emisi yang berasal dari sektor transportasi dan umumnya lebih sedikit yang berasal dari industri dan sektor lainnya.

“Ini bahkan lebih terlihat di Perancis, karena begitu banyak produksi listrik mereka dari energi nuklir, jadi 40 persen emisi mereka berasal dari sektor transportasi.”

Penerbangan di seluruh dunia mengalami dampak terbesar akibat kebijakan pembatasan dan diperkirakan pada akhir tahun ini, emisi dari sektor tersebut masih akan berada 40 persen di bawah di level tahun 2019.

Satu negara yang mungkin melawan arus tren adalah China.

SHUTTERSTOCK/aapsky Ilustrasi emisi karbondioksida

Secara keseluruhan, tim peneliti memperkirakan bahwa negara tersebut akan mengalami penurunan emisi 1,7 persen tahun ini, tetapi beberapa analisis menunjukkan bahwa negara itu telah pulih dari Covid-19 sehingga produksi karbon secara keseluruhan mungkin telah meningkat.

“Semua kumpulan data kami menunjukkan bahwa China mengalami penurunan emisi yang besar pada bulan Februari dan Maret, namun sejumlah kumpulan data menunjukkan perbedaan dalam tingkat emisi menjelang akhir tahun 2020,” kata Jan Ivar Korsbakken, peneliti senior di CICERO, yang terlibat dalam studi.

“Pada akhir 2020, China setidaknya hampir memiliki tingkat emisi harian yang sama seperti pada 2019, dan memang beberapa perkiraan kami menunjukkan emisi China mungkin benar-benar meningkat untuk tahun ini secara keseluruhan pada tahun 2020 dibandingkan dengan 2019, meskipun ada pandemi,” tambahnya.

Para peneliti percaya bahwa penurunan dramatis yang dialami melalui respons terhadap pandemi mungkin menyembunyikan penurunan karbon jangka panjang, dimana lebih terkait dengan kebijakan iklim.

Pertumbuhan tahunan emisi CO2 global turun dari sekitar 3 persen pada tahun-tahun awal abad ini menjadi sekitar 0,9 persen pada tahun 2010-an.

Sebagian besar perubahan ini disebabkan oleh perpindahan dari batu bara sebagai sumber energi.

Ilustrasi lockdownSHUTTERSTOCK/ZAMAN JORJ Ilustrasi lockdown

“Pembahasan yang muncul sebelum tahun 2020 adalah apakah emisi CO2 fosil global menunjukkan tanda-tanda memuncak,” kata Glen Peters, direktur riset di CICERO.

“Covid-19 telah mengubah diskusi untuk beralih ke soal menghindari peningkatan kembali emisi dan menanyakan apakah emisi telah mencapai puncaknya,” katanya.

Semua peneliti yang terlibat dalam proyek ini setuju bahwa peningkatan emisi pada tahun 2021 hampir pasti.

Untuk meminimalkan kenaikan karbon, para ilmuwan mendesak tanggapan “hijau” daripada “coklat”, yang berarti pendanaan pemulihan harus digunakan untuk proyek-proyek berkelanjutan dan bukan untuk bahan bakar fosil.

Mereka berpendapat bahwa upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan aktivitas berjalan kaki dan bersepeda di kota-kota dan dengan cepat beralih ke penggunaan kendaraan listrik.

Meskipun pada tahun 2020 terjadi penurunan lebih dari dua miliar ton CO2, para ilmuwan mengatakan bahwa untuk memenuhi tujuan Perjanjian Iklim Paris akan membutuhkan pemotongan hingga dua miliar ton setiap tahun untuk satu dekade kedepan.

“Meskipun emisi global tidak setinggi tahun lalu, ini masih berjumlah sekitar 39 miliar ton CO2, dan pasti menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam CO2 di atmosfer,” kata ketua peneliti Prof Pierre Friedlingstein dari Universitas Exeter, Inggris.

“Tingkat CO2 di atmosfer, dan karenanya, iklim dunia, hanya akan stabil ketika emisi CO2 global mendekati nol.”

Studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal Earth System Science Data.

#Selama #Pandemi #Covid19 #Emisi #Karbon #Global #Turun #Miliar #Ton #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: ahliDuniaEmisi CO2emisi karbonlockdownPandemi Covid-19perubahan iklimturun drastis
Previous Post

Webo: Bukan Wasit yang Akan Menghentikan Rasialisme di Sepak Bola Halaman all

Next Post

Atalarik Syach Batasi Anaknya Nonton Televisi dan Bermain Komputer Halaman all

Next Post
Atalarik Syach Batasi Anaknya Nonton Televisi dan Bermain Komputer Halaman all

Atalarik Syach Batasi Anaknya Nonton Televisi dan Bermain Komputer Halaman all

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

  • Lirik dan Chord Lagu Manisnya Negeriku – Pujiono

    156 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Lirik dan Chord Lagu Penantian dari Nidji

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Kebijakan Ekonomi untuk Masa Depan Indonesia

    88 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Ini Beda Smart Monitor Samsung dengan Monitor Konvensional

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Mengenal Signal, Pesaing WhatsApp yang Diklaim Lebih Aman

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Sinopsis Drama Jepang A Sleeping Forest, Memori Cinta Masa Lalu

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Kecewa Kenaikan UMK Banten 2021, Buruh di Tangsel Sebut Gubernur Abaikan Usulan

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Gaya Anggun Nikita Mirzani dengan Kebaya, Bikin Pangling!

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Anies Unggah Foto Sedang Baca Buku How Democracies Die

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Sistem Operasi MacOS Big Sur Bisa Diunduh 12 November, Ini Fitur Barunya Halaman all

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Hype
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Food
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif

© 2020 sumberterpecaya.com