Paris Hilton Pernah Alami Kekerasan di Sekolah Asrama Remaja

KOMPAS.com – Penyanyi dan model Paris Hilton menceritakan pengalamannya yang kelam saat dikirim ke sekolah asrama sewaktu ia masih berumur 16 tahun. Ia mengaku dirinya mengalami pelecehan fisik dan mental kala itu.

Kepada The Times, Hilton mengatakan ia dikirim ke Provo Canyon School di Utah, Amerika Serikat, saat remaja.

Provo Canyon School adalah sekolah tempat mendidik anak-anak yang bermasalah. Sekolah ini didirikan pada tahun 1971.

Berdasarkan penuturannya, ia dikirim ke sekolah tersebut karena orangtuanya mengetahui ia bolos sekolah dan pergi menghadiri pesta di malam hari.

Berada di Provo Canyon School rupanya menjadi salah satu momen kelam sepanjang hidupnya.

Di sana, ia mengaku dipukuli, dipaksa meminum pil, disebut “anak manja”, dan pernah dicekik.

“Sangat menakutkan berada di sana setiap hari, di mana orang-orang menjadi sadis dan berniat menyiksa serta menyakiti anak-anak,” ujar Hilton.

“Saya tidak berharap hal itu terjadi pada siapa pun.”

Hilton menambahkan, pil yang ia minum membuat kepalanya pusing dan setiap surat yang dikirimkan ke rumah dipantau oleh pihak sekolah asrama.

Anak-anak di Provo Canyon School, lanjut Hilton, terkadang dimasukkan ke dalam sel isolasi.

“Mereka senang dapat menghancurkan Anda sebisa mungkin,” tutur dia.

Kendati sekolah khusus itu telah berganti kepemilikan, salah satu korban yang selamat mengaku dirinya dilecehkan selama berada di sana, menurut The Times.

Hilton juga mengisahkan aksi pelecehan yang ia alami di film dokumenter terbarunya, “This Is Paris.” Film ini akan dirilis pada bulan depan.

Film dokumenter tersebut menceritakan masa-masa sulit Hilton semasa remaja, termasuk saat rekaman adegan seks Hilton bersama kekasihnya saat itu, Rick Salomon, terungkap ke publik.

“Video itu adalah hal paling memalukan yang pernah terjadi dalam hidup saya,” kata Hilton kepada Marie Claire di tahun 2018 lalu.

Pada bulan Februari, dalam sebuah wawancara bersama Cosmopolitan, ia membicarakan kesehatan mentalnya dan kepercayaan menjadi masalah besar baginya.

Walau ia mengatakan sedang menjalani terapi, faktanya ia tidak benar-benar mempercayai seorang pun.