KOMPAS.com – Pandemi virus corona di seluruh dunia semakin berkembang dan mengakibatkan jutaan pasien terinfeksi dan ratusan ribu pasien meninggal dunia.
Data per Selasa (11/8/2020) dari laman Worldometers, jumlah total kasus virus corona yang telah dikonfirmasi di dunia mencapai lebih dari 20,2 juta kasus.
Sementara itu, dari angka tersebut, sebanyak 737.864 kasus meninggal dunia dan lebih dari 13,1 juta pasien yang telah dinyatakan sembuh.
Bersamaan dengan perkembangan pandemi tersebut, tidak diketahui pastinya kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Sejumlah isu yang menyatakan bahwa pandemi ini hanya konspirasi juga semakin marak dan meluas.
Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang juga percaya terhadap adanya konspirasi dan tidak percaya terhadap Covid-19 yang telah menyebabkan jutaan orang terinfeksi.
Beberapa konspirasi yang sedari awal ramai diperbincangkan adalah terkait kebocoran laboratorium biologi di China, pengembangan senjata biologis, target penanaman chips di dalam tubuh, dan lain sebagainya.
Kendati sebagian isu konspirasi ini telah terbantahkan oleh bukti-bukti ilmiah, tetapi sebagian lagi masih dipercaya karena belum bisa dibuktikan secara fakta.
Lantas, benarkah pandemi virus corona ini hanya sekadar konspirasi semata?
Mengenai isu ini, peneliti Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Neni Nurainy menegaskan, sebenarnya masyarakat harus menyadari dan membuka pikiran bahwa tidak semua hal bisa dikaitkan dengan suatu konspirasi.
“Epidemi dan pandemi itu bukanlah suatu konspirasi,” kata Neni dalam diskusi daring bertajuk Webinar SISJ-ALMI: Vaksin Covid-19 di Indonesia, Sabtu (8/8/2020).
Sedari dahulu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan daftar R n D Blueprint tentang penyakit yang diprioritaskan dapat menyebabkan penyakit epidemik dan pandemik di kemudian hari.

Setidaknya ada 10 penyakit yang termasuk ke dalam daftar list ini.
- Crimean-congo hermorrhagis fever (Demam berdarah Krimea-kongo)
- Ebola viral disease (Penyakit virus Ebola)
- Marburg viral disease (Penyakit virus marburg)
- Lassa fever (Demam lassa)
- MERS
- SARS
- Nipah dan Henipaviral
- Rift valley fever (Demam rift Valley)
- Penyakit Zika
- Penyakit X
Untuk diketahui, penyakit X ini adalah penyakit prioritas yang menunjukkan terjadi karena adanya potensi patogen yang tidak diketahui dapat menyebabkan epidemi serius di masa mendatang.
Serta, di antara 10 penyakit yang berpotensi menjadi pandemi dan epidemi berkelanjutan di masa mendatang, terdapat dua penyakit yang berasal dari virus corona yaitu MERS dan SARS.
“Jadi coronavirus itu sudah jadi target nih, mungkin next episode dari pandemi ini adalah dari coronavirus,” ujarnya.
Sementara, seperti diketahui para peneliti telah mengidentifikasi bahwa penyakit Covid-19 ini berasal atau disebabkan oleh virus corona dengan jenis baru yaitu SARS-CoV-2.
Pandemi SARS terjadi pada tahun 2003 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV, dan pada tahun 2012 kembali terjadi epidemi dari virus corona yaitu jenis MERS-CoV.
Sedangkan, beberapa kejadian pandemi dan epidemi lain juga terjadi seperti pandemi Flu H5N1 (flu burung) terjadi di tahun 2004, pandemi Flu H1N1 (flu babi) di tahun 2009, pandemi Flu H7N9 (flu burung) di tahun 2013 dan pandemi Ebola di tahun 2014, serta pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini.
Neni berkata, pandemi dan epidemi itu ternyata merupakan bagian dari sejarah manusia, yang kemungkinan akan terus berulang.
“Jadi, kita mau bagaimanapun juga harus tetap siap menghadapi pandemi itu,” tegasnya.
Dikarenakan potensi adanya penyakit pandemi dan epidemi berulang kembali atau muncul yang baru, oleh sebab itu, dibentuklah badan organisasi dunia yang berfokus ke dalam pengembangan vaksin maupun obat-obatan.
Organisasi itu dibentuk untuk menghadapi epidemi atau pandemi yang terjadi disebut dengan The Coalication for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI).
#Benarkah #Pandemi #Virus #Corona #adalah #Konspirasi #Ini #Penjelasan #Ahli
Klik disini untuk lihat artikel asli