KOMPAS.com – Covid-19 memberikan pelajaran berharga di mana dalam penyelenggarakan pendidikan secara konvensional atau tatap muka sudah tidak lagi memenuhi harapan.
Terlebih di masa pandemi, penyelenggaran pembelajaran di semua jenjang saat ini “dipaksa” mengintegrasikan teknologi dalam pedagogi belajar guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Tidak ada pilihan selain menyelenggarakan pendidikan dari jarak jauh,” ungkap Rektor Universitas Terbuka ( UT) Prof. Ojat Darojat dalam bincang virtual “Temu Public Figur: UT Terdepan Dalam Inovasi Pendidikan Jarak Jauh” (11/8/2020).
Dalam acara yang menjadi bagian Dies Natalis UT ke-36, Prof. Ojat menyampaikan penyelenggaraan PJJ banyak terjadi salah kaprah, salah urus dan manajemen sehingga berdampak pada peserta didik.
“Banyak keluhan disampaikan oleh siswa, orangtua termasuk guru bahwa PJJ tidak efektif dan membosankan. Persepsi ini terjadi karena salah kaprah, salah pemahaman. Yang mereka lakukan bukan praktik baik PJJ melainkan hanya pembelajaran darurat dari rumah,” tegas Prof. Ojat.
Ia mengungkapkan banyak terjadi hanya memindahkan ruang kelas dari offline ke online yang dijembatani layar komputer atau telepon pintar. Hal ini, tambah Prof. Ojat, membuat siswa tidak optimal dalam pencapaian pembelajaran.
Terkait hal ini, UT mengundang beberapa publik figur guna berbagi praktik baik distance learning.
Mereka adalah; Novi Herlina (Prodi S1 Manajemen, UT Bogor), Arumi Bachsin (Prodi S1 PG-PAUD, UT Malang) dan Mirza Riadiani Kesuma (Prodi S1 Ilmu Komunikas, UT Jakarta).
Novi “Cherrybelle”
Novi yang dulu banyak menghabiskan waktu dalam industri hiburan mengaku kewalahan membagi waktu antara melanjutkan pendidikan tinggi dan merintis karir. “Akhirnya kuliah kurang fokus buat belajar, capek pulang malam habis shooting,” ungkap Novi.
Pilihan model PJJ yang lebih fleksibel membuatnya akhirnya memutuskan bergabung di UT tahun 2017.
Hal ini memberikan kebebasan baginya untuk mengatur jadwal sendiri dalam pekerjaan, keluarga dan melanjutkan studi.
“Di sini ga ada dosen yang kelihatan ‘real’ jadi harus aktif menanyakan dosen atau teman yang lain,” ujar Novi terkait pembalajaran mandiri yang menjadi pondasi dalam proses belajar jarak jauh.
Menurutnya, pembelajaran jarak jauh memungkinkan pendidikan tinggi menjadi terjangkau untuk mereka yang sibuk maupun terkendala biaya.
Ia mengatakan, “Sayang banget kalau kita bisa (kuliah) online dengan harga yang sama, kita bisa mendapatkan ilmu yang sama. Banyak yang tidak meneruskan kuliah karena kesibukan karena terkendala biaya.”
Arumi Bachsin

Arumi Bachin, figur publik yang saat ini mendampingi suaminya, wakil gubernur Jawa Timur, menyebutkan pandemi membuat banyak orang makin melirik pendidikan jarak jauh.
“Dulu anak muda sensasi pergi ke kampus adalah sensasi yang keren, justru saat pandemi semua kampus beradaptasi ke online,” ujarnya.
Arumi melihat ini menjadi keunggulan UT sudah jauh lebih pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran berbasis daring. “Tidak ada masalah di UT (menjalankan PJJ) baik untuk dosen dan juga mahasiswa. Ini menjadi berkah bagi UT,” ujar Arumi.
Selain pengalaman dalam pelaksanaan PJJ, Arumi melihat keberagaman juga menjadi nilai lebih UT.
“Kita ketemu dengan berbagai macam orang dengan bermacam background. Ada yang petani, ada yang guru. Kita melihat di UT pendidikan tinggi tidak hanya milik kelas sosial tertentu. Di UT kita juga belajar tidak mengenal usia,” ujarnya.
Terkait pembelajaran mandiri, Arumi mengakui perlu penyesuaian awal dalam hal mendisplinkan diri karena tidak ada dosen yang mengingatkan seperti halnya kuliah tatap muka.
“Yang ngomelin kita sendiri, yang belajar kita sendiri. Akhirnya bikin schedule sendiri menyesuaikan dengan kesibukan kita. Jadi trik dan tipsnya agar termotivasi ya kembali mengingat goal kita; kapan mau lulus, kapan mau wisuda,” ungkap Arumi.
Chicha Koeswoyo

Mirza Riadiani Kesuma, mantan penyanyi cilik yang dikenal dengan Chicha Koeswoyo menyampaikan posisi sebagai ibu rumah tangga saat ini tidak menyurutkan niatnya untuk kuliah.
Seorang ibu, menurut Chicha, tidak hanya harus jago masak dan mengurus anak. “Isi terus ilmu dan isi kepala. Perempuan jangan menjadi secondary,” ujar Chicha.
Fleksibilitas waktu pembelajaran dalam PJJ memungkinkan perempuan dapat mengatur dan membagi waktu dalam menjalankan fungsi di rumah tangga maupun pendidikan dan karir.
“Bagi saya memudahkan posisi saya sebagai seorang Ibu dengan beragam aktifitas yang ada. Bisa mengatur waktunya,” ujarnya.
Kehadiran pembelajaran jarak jauh, menurut Chicha, memungkin antargenerasi dapat saling belajar, memberi semangat dan motivasi.
“Ternyata ada satu universitas yang memfasilitasi pendidikan seusia saya. Kita bisa belajar dari yang lain-lain. Melihat orang muda yang semangat belajar, hal ini justru memotivasi kita,” ungkap Chicha.
#Arumi #Bachsin #Novi #Cherrybelle #dan #Chicha #Koeswoyo #Bicara #soal #Online #Learning
Klik disini untuk lihat artikel asli