BEIRUT, KOMPAS.com – Lebih dari 60 orang dilaporkan masih menghilang pasca- ledakan yang mengguncang Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020).
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon pada Sabtu (8/8/2020) sebagaimana dilansir dari Arab News.
Saat ini, jumlah korban meninggal dilaporkan sebanyak 154 orang dengan 25 jenazah di antaranya belum dapat diidentifikasi.
Kementerian Kesehatan Lebanon menambahkan 5.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.
Dia antara korban luka-luka itu, sebanyak 25 orang keadaannya kritis sehingga harus dirawat secara intensif di rumah sakit.
Sukarelawan dan personel tim SAR terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan dalam puing-puing bekas ledakan.
Tim SAR dari beberapa negara telah dikirim untuk mengevakuasi korban di area sekitar pelabuhan yang menjadi pusat ledakan dahsyat itu
Diberitakan sebelumnya pihak berwenang menduga bahwa ledakan tersebut dipicu oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan selama enam tahun di kawasan pelabuhan.
Rakyat Lebanon, kelompok advokasi, dan para kepala negara asing telah menyerukan penyelidikan internasional atas ledakan itu untuk memastikan independensi hasil penyelidikan.
Sementara itu Presiden Lebanon Michel Aoun mengungkapkan dia sudah tahu tentang keberadaan amonium nitrat sekitar tiga pekan sebelum ledakan di Beirut.
#Orang #Masih #Hilang #Pascaledakan #Beirut #Lebanon
Klik disini untuk lihat artikel asli