sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Thursday, February 25, 2021
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Hype
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Food
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif
sumberterpecaya.com
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Hype
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Food
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif
No Result
View All Result
sumberterpecaya.com
No Result
View All Result
Home General

Perkantoran di Jakarta Jadi Klaster Corona, PDIP DKI: Nyaris Tak Ada Pengawasan

by admin
July 27, 2020
in General
0
Perkantoran di Jakarta Jadi Klaster Corona, PDIP DKI: Nyaris Tak Ada Pengawasan
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, perkantoran di Jakarta menjadi klaster penyebaran virus Corona karena hampir tidak adanya pengawasan dari Pemprov DKI. Padahal, protokol kesehatan di perkantoran sudah diatur untuk menghindari penumpukan karyawan, seperti pengaturan jam kerja.
“Kebijakan kan sudah dikeluarkan oleh pemprov, kebijakan shift, artinya waktu masuk kantor diatur untuk menghindari penumpukan karyawan di kantor, mobilisasi di perkantoran apakah berjalan (efektif)? Kuncinya di pengawasan,” ujar Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (27/7/2020).

“Jadi selalu saya katakan kuncinya ada di pengawasan, kebijakan yang dikeluarkan itu jangan hanya melempar, tapi membutuhkan pengawasan yang ketat, kuncinya di sana, Dinas Ketenagakerjaan bisa lakukan pengawasan secara intens, klaster perkantoran bisa diperkecil. (Pengawasan) bukan sekadar kurang, nyaris tidak ada,” sambungnya.

Gembong mengatakan, pengawasan yang dilakukan Pemprov DKI baru dilakukan secara ketat ketika terjadi suatu penyebaran virus Corona di suatu tempat. Contohnya, kata Gembong, ketika pasar tradisional menjadi klaster COVID-19, baru dilakukan pengawasan secara gencar.

“Contoh klaster di pasar tradisional, begitu sudah (ada klaster) baru perangkat pemprov diturunkan ke pasar. Lah ini jangan-jangan seperti itu juga, kantor baru dianggap klaster maka dia menurunkan seluruh aparaturnya ke kantor, kan enggak seperti itu juga cara kita lakukan penetrasi di lapangan,” ucapnya.

Menurutnya, pengawasan seharusnya dilakukan sedini mungkin. Sehingga, mampu mencegah penularan virus Corona semakin masif.

“Harusnya sejak dini, begitu kebijakan dikeluarkan agar bisa efektif gimana caranya, caranya lakukan pengawasan dan pengontrolan di lapangan,” katanya.

Lebih lanjut, Gembong menyebut Pemprov DKI Jakarta belum dapat menekan penyebaran virus Corona meski telah melakukan banyak tes. Menurutnya, contoh sudah bisa menekan itu yakni angka kasus positif COVID-19 stabil meski jumlah tes semakin banyak.

“Kalau memang kita bisa menekan secara baik maka mau di tes berapa kali pun akan tertekan juga. Jadi jangan kenaikan itu dikaitkan juga dengan kenaikan jumlah orang yang dites. Berarti kita belum bisa menekan penyebaran itu secara masif di tengah masyarakat. Buktinya itu digelar tes secara masal maka menunjukkan kenaikan,” katanya.

“Kalau penyebaran bisa ditekan, kemudian tes diperbanyak, tetap aja tertekan. Tapi ini kan belum artinya bahwa kita di DKI belum bisa menekan penyebaran COVID di Jakarta,” tambahnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebelumnya mengungkap dua tempat paling rawan penyebaran virus Corona (COVID-19) di Jakarta. Dua tempat paling rawan tersebut adalah perkantoran dan komunitas warga.

“Pertama dan terpenting, ada peningkatan penyebaran kasus dalam dua minggu terakhir ini. Peningkatan penyebaran ini sejalan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan aktivitas warga,” kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seperti yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (24/7).

Anies mengatakan Pemprov DKI Jakarta mengalakkan tes Corona. Dari tes tersebut, ditemukan bahwa dua tempat paling rawan penyebaran virus Corona di Jakarta adalah di perkantoran dan komunitas warga.

“Dari temuan kita dengan melakukan testing seperti ini, aktivitas di perkantoran dan aktivitas di komunitas warga, kini menjadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran,” ujar Anies.

Previous Post

Juventus Juara, Cristiano Ronaldo “Subur” Sejak Kompetisi Bergulir Lagi

Next Post

Sering Lupa dan Bingung Bisa Jadi Tanda Depresi, Kok Bisa?

Next Post
Sering Lupa dan Bingung Bisa Jadi Tanda Depresi, Kok Bisa?

Sering Lupa dan Bingung Bisa Jadi Tanda Depresi, Kok Bisa?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

  • Peduli Lingkungan Mulai dari Mengganti Sedotan Plastik Halaman all

    Peduli Lingkungan Mulai dari Mengganti Sedotan Plastik Halaman all

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Lirik dan Chord Lagu Manisnya Negeriku – Pujiono

    163 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Lirik dan Chord Lagu Kumaha Sia – Jamica

    160 shares
    Share 64 Tweet 40
  • Cerita Sean Galael Setelah Memenangkan Race 3 ALMS Abu Dhabi Halaman all

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Ketika 7 Musisi Ciptakan Karya dalam Proyek Collabonation Camp Halaman all

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • PT IMIP Tetap Rekrut Karyawan Meski Pandemi

    101 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Riset: Merger Indosat dan Tri Bagus untuk Pengalaman Main Game Mobile

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Ini Bus Sleeper Seat yang Melintas di Tol Trans Jawa

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
  • Menko Airlangga Berharap Relaksasi Pajak Dorong Minat Beli di IIMS Halaman all

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Jawab Arbain Rambey, Ari Wibisono Buktikan Foto Gunung Gede Pangrango Bukan Tempelan Halaman all

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Home
  • Iklan
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
sumberterpecaya.com

© 2020 sumberterpecaya.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Megapolitan
    • Global
  • Hype
  • Tren
  • Money
  • Kesehatan
  • Bola
  • Food
  • Edukasi
  • Tekno
  • Olahraga
  • Otomotif

© 2020 sumberterpecaya.com